Automatic translation of this blog page: Terjemahan otomatis hal blog ini

Sunday, July 14, 2013

Omong-omong soal Kurikulum Seni Budaya 2013

oleh : Nasbahry Couto


Telah bertahun-tahun penulis sebagai pengajar di Seni Rupa dan Desain, penulis melihat kekeliruan-kekeliruan yang ada dalam dalam kurikulum seni rupa. Baru di yahun 2013 ini penulis sedikit melihat perubahan kearah yang lebih baik. Rekaman di bawah ini adalah diskusi tanggal 3 Juli 2013 dengan beberapa teman di facebook.






TOPIK PEMBICARAAN: GRUP PENDIDIKAN SENI DAN BUDAYA KOK SEPI YA?..

Nasbahry Couto : Mungkin pindah ke Guru Seni Budaya Indonesia...

Agus Sachari : Harus  ada isu isu mutahir mengenai pendidikan seni....utk memancing pendapat

Nasbahry Couto:  Isu yang paling ramai (mungkin bukan mutahir), adalah isi mapel PSB dengan mapel PRAKARYA (ketrampilan) kur 2013 itu mirip, padahal tidak..

Hendrik Lawrence Lukman :Sedang ada masalah di Internet ..!!!

Agus Sachari: siapa perancang matpel (mata pelajaran) PSB dan PRAKARYA ?
Nasbahry Couto:  masih yang lama, tapi kata pak Zack wamen tak setuju dg istilah ketrampilan diganti dengan prakarya, tapi artinya tidak sama dengan yang lama, sekarang pra = sebelum, karya = berkarya ( seni rupa, desain, kriya, dsb)

Agus Sachari : Siapakah yang membuat istilah itu ...? kenapa tidak menggunakan istilah : keterampilan kreatif....berpikir kreatif...bereksperimen kreatif......

Agus Sachari :ini contoh kegiatan kreatif




































Nasbahry Couto : Istilah mencipta pada orang yang menyusun kurikulum 2013 nampaknya terlalu tinggi, bangsa ini bagi mereka bukanlah bangsa pencipta, jadi hanya untuk karya-wan saja...he..he..he..

Agus Sachari : padahal kalau diinggriskan sebenarnya sederhana dan lumrah...

Nasbahry Couto : yalah saya udah memikirkan sejak tahun 2002 tentang seni dan budaya ini, kur 2006 juga ada bagian yang salah.., prakarya = construction.., pra-karya = pre-holder ilmu apa pula itu....ha..ha..ha..tapi, kalau = vocational subjects in school, ini adalah kegiatan kejuruan...(kerajinan, rekayasa, budidaya,pengolahan) intinya adalah tetap hardware, bukan software...kreatifitas adalah sofware pak Agus betul....apa yang dihadapi di masyarakat.berbeda dg apa yg ada disekolah.

Agus Sachari : sebenarnya guru yg harus kreatif mendesain kurikulum sesuai potensi setempat.,cilakanya pendidikan guru sb gak menunjang kelihatannya...

Nasbahry Couto: naa saya sudah baca dan beli buku pendidikan seni rupa pak agus kur 2006, sy lihat ada usaha untuk meluruskan pendidikan seni di tahun-tahun itu , tapi yang tahun 2013 ini nampaknya akan banyak menemukan hambatan karena apa yang dipelajari di S2 kependidikan seni budayapun hanya mempelajari kurikulum, termasuk kurikulum seni budaya 2013....ya kalau saya biarin saja..saya kan mau pensiun...

Agus Sachari : waa sebaiknya tdk pensiun dulu..tugas masih banyak menunggu.. sebenarnya kalau para guru itu agak mau terbuka dan belajar...paling tidak ada celah perbaikan...insyaallah

Nasbahry Couto : ya itulah maka, saya ikut nimbrung di dua grup sekali gus , hanya sekedar ingin menyumbang pemikiran, apa yang saya utarakan di grup guru seni dan budaya Indonesia, bukan pemikiran baru, tahun 2002 saya sudah membahasnya di Taman mini, tahun 2008 saya sudah membuat buku budaya visual tradisi Minangkabau, jadi apa yang ada sekarang bukan barang baru..
Agus Sachari : saya pernah ke beberapa daerah...umumnya mengimplementasi tindakan praktis amat sederhana...yaitu meniru kerajinan yg ada . cukup itu dan tdk mengerti guna dan manfaat pelajaran ini

Nasbahry Couto Inti pokok permasalahannya adalah budaya asli kita baik yang tampak maupun yang tidak tampak) sudah banyak yang hilang, jadi perlu ada usaha untuk pewarisannya, diantaranya melalui pendidikan, namun saya tidak menyangka bahwa ada pihak tertentu yang justru berpikir sebaliknya....(menggangagp budaya asli itu jelek dan menggantinya dengan yang baru..)..

Nasbahry Couto: anasir-anasir seperti itu tampak dengan jelas di tempat saya....
Agus Sachari tragisnya....terahir kemarin beberapa teman menghardik : belajar budaya lokal itu musyrik..!

Nasbahry Couto : apa akibatnya jika budaya asli itu hilang...? Indonesia diambang kehancuran...? nampaknya budaya Indonesia itu sama nasibnya dengan hutan indonesia, yang cemas melihat kehancurannya hanya org asing, untung bahasa Jawa diselamatkan Google, bukan oleh orang Jawa...

Agus Sachari : Ini sulit meyakinkannya....bahwa budaya dan kreatifitas itu penting. Tapi masyarakat kita presmisnya selalu ekonomi : kenapa susah susah, impor aja-lah produk yang sudah jadi.....Makanya sejelek jeleknya Soeharto...kadang jika direnugkan masih punya kesadaran bahwa budaya lokal itu penting----> lahirnlah TMII dan sejenisnya......

Nasbahry Couto: pimpinan era itu, walau seburuk apapun nampaknya masih punya idealisme...

Agus Sachari : Ini sebuah monumen budaya lokal yang penting......


Nasbahry Couto: sy setuju dg istilah kreatifitas itu, sebab budaya lokal seburuk apapun idenya, dia adalah hasil kreatifitas generasi terdahulu yang patut dihargai, mana orang tahu bahwa ukiran dan bangunan gonjong itu dengan segala isinya adalah hasil budaya Hindu, apakah ada orang Minang ingin menghapuskan bangunan bergonjong, tidak...sy melihat yang menyusun seni budaya 2013 masih sama kelirunya? dengan yang menyusun kurikulum 2006, kalau mau diarahkan ke vocasional kenapa judulnya tidak kreatifitas berkarya, ketimbang istilah prakarya (kerajinan, rekayasa, budidaya,pengolahan) istilah kerajinan muncul lagi disini, apakah tidak lebih baik diganti dengan seni. Mana prakarya dibidang musik misalnya....kalau tujuannya mau wirausaha...

Agus Sachari: wq q wq sekarang memang ada gitu prakarya bidang musik, tari, gambar, teater,.......??

Nasbahry Couto : kalau tujuannya vocational subjects in school bisa aja, kenapa dibatasi hanya kerajinan atay rekayasa...

Nasbahry Couto : warisan kolonial....ingat juru gambar, kagoenan (bhs Jawa = seni)...

Agus Sachari : Dulu sebenarnya ada pendidikan vocasional tingkat smp.....semacam SKP,SMEP,ST dll....tapi kan tujuan pendidikan kreatif bukan untuk itu, ya semacam terkontaminasi oleh teori teori tentang kecerdasan yang sedang aktual.

Nasbahry Couto : ya mungkin sy salah/keliru ...tapi ingat tujuan mk prakarya kan agar siswa punya kemampuan wirausaha...wirausaha kan tdk hanya bertani....

Nasbahry Couto : skrng lagi digalakkan industri kreatif apa prakarya ini sebagai penunjangnya?

Agus Sachari lhaaa..bener ya tujuan mk prakarya agar siswa memiliki kemampuan wirausaha ..? bukankah hanya sekadar mengasah kemampuan motorik dan kreatif.....

Nasbahry Couto : naa inilah kelemahan sebuah konsep yang kurang mendasar, kita hanya lihat hardware-nya, sedangkan filosofinya atau softwarenya kurang dipikirkan, sebenarnya kreatifitas, kecerdikan, kemampuan melihat peluang adalah software bagi murid...bukan apa yang akan dikerjakan, sebab apa yang akan dikerjakan bisa berubah sesuai waktu...

Nasbahry Couto : mungkin banyak yang tak tahu jurusan TIK (teknologi Informasi dan Komunikasi) banyak yang ditutup karena teknologinya tidak terkejar, apapun yang diajarkan oleh dosen atau guru tetap ketinggalan zaman demikian juga peralatannya...

Hendrik Lawrence Lukman: Setiap bulan datang gadget baru, komp. Baru Dan program baru.!!!

Nasbahry Couto : ha..ha..ha...



Nasbahry Couto : kalau begini saya jadi ingat apa yang saya pelajari dari pak Primadi tentang kreatifita dan humanita...demikian juga dari pak Joko di SR ITB, pak joko mengajar arti seni tapi yang diajarkan bahasa Inggris ha..ha..ha..

2 comments:

Unknown said...

Permisi, bagus blognya. http://pcahyono.blogspot.com/

Unknown said...

1.guru guru seni tidak seperti guru mapel lain yang sering ada pelatihan pelatihan yang difasilitasi pemerintah ,jadi komunikasi guru satu dgn yang lain hampir tidak ada.
2.Guru senibudaya/ rupa rata rata malas mencari metode pembelajaran yang menarik bagi siswa ,paling ceramah and tugas tinggal pergi keluar kelas tanpa tahu proses anak membuat karya .