oleh : Nasbahry Couto
Telah bertahun-tahun penulis sebagai pengajar di
Seni Rupa dan Desain, penulis melihat kekeliruan-kekeliruan yang ada dalam dalam kurikulum seni
rupa. Baru di yahun 2013 ini penulis sedikit melihat perubahan kearah yang lebih
baik. Rekaman di bawah ini adalah diskusi tanggal 3 Juli 2013 dengan beberapa
teman di facebook.
TOPIK PEMBICARAAN: GRUP
PENDIDIKAN SENI DAN BUDAYA KOK SEPI YA?..
Nasbahry Couto : Mungkin pindah ke Guru
Seni Budaya Indonesia...
Agus Sachari : Harus ada isu isu mutahir mengenai pendidikan
seni....utk memancing pendapat
Nasbahry Couto: Isu yang paling ramai
(mungkin bukan mutahir), adalah isi mapel PSB dengan mapel PRAKARYA
(ketrampilan) kur 2013 itu mirip, padahal tidak..
Hendrik
Lawrence Lukman :Sedang ada masalah di
Internet ..!!!
Agus Sachari: siapa
perancang matpel (mata pelajaran) PSB dan PRAKARYA ?
Nasbahry
Couto: masih yang lama, tapi kata
pak Zack wamen tak setuju dg istilah ketrampilan diganti dengan prakarya, tapi
artinya tidak sama dengan yang lama, sekarang pra = sebelum, karya = berkarya (
seni rupa, desain, kriya, dsb)
Agus
Sachari : Siapakah yang membuat
istilah itu ...? kenapa tidak menggunakan istilah : keterampilan
kreatif....berpikir kreatif...bereksperimen kreatif......
Nasbahry
Couto : Istilah mencipta pada
orang yang menyusun kurikulum 2013 nampaknya terlalu tinggi, bangsa ini bagi
mereka bukanlah bangsa pencipta, jadi hanya untuk karya-wan saja...he..he..he..
Agus
Sachari : padahal kalau
diinggriskan sebenarnya sederhana dan lumrah...
Nasbahry
Couto : yalah saya udah
memikirkan sejak tahun 2002 tentang seni dan budaya ini, kur 2006 juga ada
bagian yang salah.., prakarya = construction.., pra-karya = pre-holder ilmu apa
pula itu....ha..ha..ha..tapi, kalau = vocational subjects in school, ini adalah
kegiatan kejuruan...(kerajinan, rekayasa, budidaya,pengolahan) intinya adalah
tetap hardware, bukan software...kreatifitas adalah sofware pak Agus
betul....apa yang dihadapi di masyarakat.berbeda dg apa yg ada disekolah.
Agus
Sachari : sebenarnya guru yg harus
kreatif mendesain kurikulum sesuai potensi setempat.,cilakanya pendidikan guru
sb gak menunjang kelihatannya...
Nasbahry
Couto: naa saya sudah baca dan
beli buku pendidikan seni rupa pak agus kur 2006, sy lihat ada usaha untuk
meluruskan pendidikan seni di tahun-tahun itu , tapi yang tahun 2013 ini
nampaknya akan banyak menemukan hambatan karena apa yang dipelajari di S2
kependidikan seni budayapun hanya mempelajari kurikulum, termasuk kurikulum
seni budaya 2013....ya kalau saya biarin saja..saya kan mau pensiun...
Agus
Sachari : waa sebaiknya tdk pensiun
dulu..tugas masih banyak menunggu.. sebenarnya kalau para guru itu agak mau
terbuka dan belajar...paling tidak ada celah perbaikan...insyaallah
Nasbahry
Couto : ya itulah maka, saya
ikut nimbrung di dua grup sekali gus , hanya sekedar ingin menyumbang
pemikiran, apa yang saya utarakan di grup guru seni dan budaya Indonesia, bukan
pemikiran baru, tahun 2002 saya sudah membahasnya di Taman mini, tahun 2008
saya sudah membuat buku budaya visual tradisi Minangkabau, jadi apa yang ada
sekarang bukan barang baru..
Agus
Sachari : saya pernah ke beberapa
daerah...umumnya mengimplementasi tindakan praktis amat sederhana...yaitu
meniru kerajinan yg ada . cukup itu dan tdk mengerti guna dan manfaat pelajaran
ini
Nasbahry
Couto Inti pokok permasalahannya
adalah budaya asli kita baik yang tampak maupun yang tidak tampak) sudah banyak
yang hilang, jadi perlu ada usaha untuk pewarisannya, diantaranya melalui
pendidikan, namun saya tidak menyangka bahwa ada pihak tertentu yang justru
berpikir sebaliknya....(menggangagp budaya asli itu jelek dan menggantinya
dengan yang baru..)..
Nasbahry
Couto: anasir-anasir seperti itu
tampak dengan jelas di tempat saya....
Agus
Sachari tragisnya....terahir
kemarin beberapa teman menghardik : belajar budaya lokal itu musyrik..!
Nasbahry
Couto : apa akibatnya jika
budaya asli itu hilang...? Indonesia diambang kehancuran...? nampaknya budaya
Indonesia itu sama nasibnya dengan hutan indonesia, yang cemas melihat
kehancurannya hanya org asing, untung bahasa Jawa diselamatkan Google, bukan
oleh orang Jawa...
Agus
Sachari : Ini sulit
meyakinkannya....bahwa budaya dan kreatifitas itu penting. Tapi masyarakat kita
presmisnya selalu ekonomi : kenapa susah susah, impor aja-lah produk yang sudah
jadi.....Makanya sejelek jeleknya Soeharto...kadang jika direnugkan masih punya
kesadaran bahwa budaya lokal itu penting----> lahirnlah TMII dan
sejenisnya......
Nasbahry
Couto: pimpinan era itu, walau
seburuk apapun nampaknya masih punya idealisme...
Agus
Sachari : Ini sebuah monumen
budaya lokal yang penting......
Nasbahry
Couto: sy setuju dg istilah
kreatifitas itu, sebab budaya lokal seburuk apapun idenya, dia adalah hasil
kreatifitas generasi terdahulu yang patut dihargai, mana orang tahu bahwa
ukiran dan bangunan gonjong itu dengan segala isinya adalah hasil budaya Hindu,
apakah ada orang Minang ingin menghapuskan bangunan bergonjong, tidak...sy
melihat yang menyusun seni budaya 2013 masih sama kelirunya? dengan yang
menyusun kurikulum 2006, kalau mau diarahkan ke vocasional kenapa judulnya
tidak kreatifitas berkarya, ketimbang istilah prakarya (kerajinan, rekayasa,
budidaya,pengolahan) istilah kerajinan muncul lagi disini, apakah tidak lebih
baik diganti dengan seni. Mana prakarya dibidang musik misalnya....kalau
tujuannya mau wirausaha...
Agus
Sachari: wq q wq sekarang memang ada
gitu prakarya bidang musik, tari, gambar, teater,.......??
Nasbahry
Couto : kalau tujuannya
vocational subjects in school bisa aja, kenapa dibatasi hanya kerajinan atay
rekayasa...
Nasbahry
Couto : warisan
kolonial....ingat juru gambar, kagoenan (bhs Jawa = seni)...
Agus
Sachari : Dulu sebenarnya ada
pendidikan vocasional tingkat smp.....semacam SKP,SMEP,ST dll....tapi kan
tujuan pendidikan kreatif bukan untuk itu, ya semacam terkontaminasi oleh teori
teori tentang kecerdasan yang sedang aktual.
Nasbahry
Couto : ya mungkin sy
salah/keliru ...tapi ingat tujuan mk prakarya kan agar siswa punya kemampuan
wirausaha...wirausaha kan tdk hanya bertani....
Nasbahry
Couto : skrng lagi digalakkan
industri kreatif apa prakarya ini sebagai penunjangnya?
Agus
Sachari lhaaa..bener ya tujuan mk
prakarya agar siswa memiliki kemampuan wirausaha ..? bukankah hanya sekadar
mengasah kemampuan motorik dan kreatif.....
Nasbahry
Couto : naa inilah kelemahan
sebuah konsep yang kurang mendasar, kita hanya lihat hardware-nya, sedangkan
filosofinya atau softwarenya kurang dipikirkan, sebenarnya kreatifitas,
kecerdikan, kemampuan melihat peluang adalah software bagi murid...bukan apa
yang akan dikerjakan, sebab apa yang akan dikerjakan bisa berubah sesuai
waktu...
Nasbahry
Couto : mungkin banyak yang tak
tahu jurusan TIK (teknologi Informasi dan Komunikasi) banyak yang ditutup
karena teknologinya tidak terkejar, apapun yang diajarkan oleh dosen atau guru
tetap ketinggalan zaman demikian juga peralatannya...
Hendrik
Lawrence Lukman: Setiap
bulan datang gadget baru, komp. Baru Dan program baru.!!!
Nasbahry
Couto : ha..ha..ha...
Nasbahry
Couto : kalau begini saya jadi
ingat apa yang saya pelajari dari pak Primadi tentang kreatifita dan
humanita...demikian juga dari pak Joko di SR ITB, pak joko mengajar arti seni
tapi yang diajarkan bahasa Inggris ha..ha..ha..
2 comments:
Permisi, bagus blognya. http://pcahyono.blogspot.com/
1.guru guru seni tidak seperti guru mapel lain yang sering ada pelatihan pelatihan yang difasilitasi pemerintah ,jadi komunikasi guru satu dgn yang lain hampir tidak ada.
2.Guru senibudaya/ rupa rata rata malas mencari metode pembelajaran yang menarik bagi siswa ,paling ceramah and tugas tinggal pergi keluar kelas tanpa tahu proses anak membuat karya .
Post a Comment