Pengantar:
Artikel ini adalah cuplikan dari buku Michael Snyder (2013), di muat sebagai pembanding artikel utama tentang kapitalisme karangan Piketty. Apakah buku ini bukan pembelaan terhadap "kapitalisme" yang dicita-citakan oleh founding father Amerika ?
Keluhan warga Amerika
Saat ini,
ada banyak pembicaraan tentang kejahatan-kejahatan “kapitalisme”. Tapi itu
tidak benar-benar akurat untuk mengatakan bahwa kita hidup dalam sistem
kapitalis. Sebaliknya, apa yang dimiliki di Amerika Serikat saat ini, dan apa
yang dialami sebagian besar warga dunia adalah bahwa mereka hidup dibawah kapitalisme -- jauh lebih tepatnya disebut
sebagai -- “Korporatisme”.
Dalam korporatisme, sebagian
besar kekayaan dan kekuasaan terkonsentrasi
di tangan perusahaan-korporasi raksasa. Dan pemerintah digunakan sebagai alat
oleh perusahaan-korporasi ini untuk mengkonsolidasikan kekayaan dan kekuasaannya
lebih jauh.
Dalam
sistem korporatis, kekayaan dan kekuatan individu dan usaha kecil dikerdilkan
oleh dominasi luar biasa dari perusahaan seperti ini. Akhirnya korporasi
memiliki hampir segala sesuatu dan mereka akhirnya mendominasi hampir setiap
aspek kehidupan masyarakat. Seperti gambaran Amerika Serikat hari ini.
Korporatisme telah membunuh negeri ini, dan apakah hal itu yang di harapkan oleh
para pendiri (founding fathers) negara
kami ini ?
Korporatisme sebenarnya menurut Snyder (2013) tidak terlalu berbeda dari sosialisme atau komunisme.
Mereka semuanya memiliki sifat sistem ekonomi “kolektivis”. Dalam korporatisme,
kekayaan dan kekuasaan telah sangat terkonsentrasi pada mereka -- sebagaimana
situasi masyarakat sosialisme atau komunisme -- dan dalam kenyataannya bahwa
tidak satupun dari mereka bersifat “egaliter” dalam sistem ekonomi. Dalam sistem kolektivis, sekelompok kecil
elite selalu menikmati sebagian besar keuntungan perusahaan, dan sementara itu sebagian besar populasi yang
berada di bawah mereka sangat menderita. (Egaliter adalah memiliki kedudukan
yang sederajat).
Menurut Snyder para pengunjuk rasa di The
Occupy Wall Street menyadari bahwa sistem ekonomi Amerika secara
fundamental tidak adil dalam banyak hal, tapi masalahnya adalah bahwa
kebanyakan dari mereka menginginkan sebuah bentuk perdagangan “yang merupakan transformasi”
dari kolektivisme.
Sebenarnya
pendiri negara Amerika tidak pernah membayangkan untuk memiliki sistem ekonomi kolektivistik
seperti ini. Pada awalnya bermaksud untuk menikmati sistem kapitalis, di mana terdapat
kompetisi yang benar, sistem perdagangan bebas, yang memungkinkan individu dan
usaha kecil berkembang.
Dalam
sebuah artikel yang diposting awal tahun ini sebagai Info tambahan, Stephen D.
Foster Jr, merinci bagaimana pendiri negara Amerika mulai merasa adanya kehadiran
korporasi. Misalnya perusahaan The East
India Company adalah perusahaan korporasi terbesar saat itu, yang
mendominasi perdagangan di awal era kolonial. Begitu banyak diantara mereka yang
mendatangkan produk teh ke sebuah Pelabuhan kapal di Boston (yang sekarang
secara umum dikenal sebagai Boston Tea
Party).
Pada saat
itu di Inggris, Korporasi
besar telah mendanai pemilu dan sahamnya dimiliki oleh
hampir semua orang yang ada di parlemen. Para pendiri negara Amerika (The
founding fathers) tidak berpikir banyak tentang kehadiran perusahaan korporasi ini, dimana mereka memiliki
kekayaan dan berpengaruh besar kepada pemerintahan. Dan itulah salah satu
alasan mengapa mereka mengadakan pembatasan, setelah di selenggarakannya pemerintah
Amerika secara Konstitusi.
Setelah pembangunan
bangsa Amerika terbentuk. Kelompok korporasi diberikan pembatasan-pembatasan oleh
negara -tidak seperti hari ini- saat itu, korporasi hanya diizinkan untuk berusaha
selama 20 atau 30 tahun lamanya dan hanya bisa menangani satu komoditi –dan tidak bisa memegang saham di perusahaan lainnya.
Kepemilikan properti mereka terbatas, hanya pada apa yang dibutuhkan untuk
mencapai tujuan bisnis mereka. Aspek yang paling penting dari semua ini adalah
bahwa sebagian besar di hari-hari awal negara
bagian Amerika memiliki buku-buku tentang undang-undang, misalnya jika
ada konstribusi politik dari koorporasi akan dipidana.
Menurut Snyder, pendiri negara Amerika tidak akan
pernah menyetujui segala bentuk kolektivisme. Mereka memahami bahwa semua
konsentrasi besar kekayaan dan kekuasaan merupakan ancaman yang berarti terhadap
kebebasan dan juga kemerdekaan warga.
Menurut Snyder, ada tujuh hal tentang yang
telah merusak dan mendominasi perekonomian Amerika oleh korporat, yang harus
diketahui oleh setiap warga Amerika dan dunia.
1.Perusahaan
tidak hanya sepenuhnya mendominasi perekonomian AS, mereka juga benar-benar
mendominasi perekonomian global juga. Sebuah studi baru yang dilaksanakan University
of Zurich, memeriksa lebih dari 43.000 korporasi multinasional yang besar. Studi
ini menemukan jaringan luas kepemilikan interlocking
yang dikendalikan oleh 1.318 “inti” korporasi raksasa. Tapi “inti” itu sendiri
dikendalikan oleh “super-entitas” dari 147 perusahaan korporasi monolitik yang
sangat erat kaitannya. Sebuah artikel terbaru di Newscientist mencatat bahwa ke
147-an perusahaan korporasi ini telah menguasai sekira 40 persen dari seluruh
kekayaan di seluruh jaringannya. Ketika tim melanjutkan penelitian dan
menguraikan kepemilikan web, ternyata ditemukan banyak yang tertuju ke 147 “super-entitas”
itu. “Akibatnya, kurang dari 1 persen dari perusahaan mampu menguasai 40 persen
dari seluruh jaringan,” kata Glattfelder. Sebagian besar adalah 20 lembaga
keuangan. termasuk Barclays Bank, JP. Morgan Chase & Co, dan Goldman
Sachs Group. Tidak mengherankan, “super-entitas” dari 147 perusahaan korporasi
didominasi oleh bank-bank internasional dan lembaga-lembaga keuangan besar.
Misalnya, JP Morgan Chase, Goldman Sachs, Morgan Stanley dan Bank of America
adalah semua di atas 25.
2.Dominasi
ekonomi global oleh perusahaan korporasi tersebut telah memungkinkan kekayaan
global menjadi terkonsentrasi ke tingkat yang sangat menakutkan. Berikut ini
berasal dari sebuah artikel di SK Los
Angeles Times ….
“Sebuah snapshot ekonomi dari Economic Policy Institute menunjukkan bahwa pendapatan disesuaikan dengan inflasi atas 1% rumah tangga meningkat 224% 1979-2007, sementara pendapatan untuk golongan bawah 90% tumbuh hanya 5% pada periode waktu yang sama. Mereka yang berada di golongan atas 0,1% dari pendapatan bernasib lebih baik, dengan pendapatan tumbuh 390% selama jangka waktu tersebut. Anda dapat melihat grafik yang menampilkan angka-angka mengejutkan di sini”
3.Karena
kekayaan telah menjadi terkonsentrasi di tangan sedikit manusia kaya, berarti
bahwa ada banyak masyarakat miskin di luar sana. Padahal teknologi diharapkan
untuk dapat mengangkat standar hidup di seluruh dunia. Kenyataannya kemiskinan terus
menyebar. Menurut studi yang sama oleh Credit Suisse yang disebutkan di atas.
Menjelaskan bahwa dua pertiga dari populasi global hanya menguasai 3,3% dari
semua kekayaan. Tidak hanya itu, lebih dari 3 milyar orang saat ini hidup
dengan kurang dari 2 dolar per hari. Sementara kaum ultra-kaya menjalani hidup
yang tinggi, tragedi yang tak terbayangkan bermain di seluruh dunia setiap
hari. Setiap 3,6 detik seseorang kelaparan sampai mati dan tiga-perempat dari
mereka adalah anak-anak di bawah usia 5 th.
4. Perusahaan raksasa telah menjadi begitu
dominan yang telah menjadi sangat sulit bagi usaha kecil untuk bersaing dan
bertahan di Amerika Serikat. Hari ini, meskipun penduduk kita meningkat, jumlah
usaha kecil terus menurun. Menurut Badan Statistik Tenaga Kerja, 16,6 juta
orang Amerika yang berwiraswasta di Desember 2006. Saat ini, jumlah itu telah
menyusut menjadi 14,5 juta.Ini adalah kebalikan dari apa yang seharusnya
terjadi di bawah sistem kapitalis.
5. Perusahaan
besar benar-benar mendominasi media (atau sebaliknya perusahaan raksasa itu
juga membangun media massa, jurnaistik). Hampir semua berita yang Anda dapatkan
dan hampir semua hiburan yang Anda nikmati diumpankan kepada Anda oleh
perusahaan-perusahaan raksasa. Melongok kembali pada tahun 1983, sekitar 50
Korporasi perusahaan menguasai sebagian besar semua media di Amerika Serikat. Hari
ini media dibawah kontrol dan terkonsentrasi pada enam korporasi perusahaan media yang sangat kuat.
6. Big
corporations sepenuhnya mendominasi sistem keuangan Amerika. Memang ada ratusan pilihan di dunia keuangan, tetapi
hanya ada segelintir yang mengontrol sebagian besar dari aset. Kembali pada
tahun 2002, 10 bank menguasai 55 persen dari seluruh aset perbankan AS. Hari
ini, 10 bank menguasai 77 persen dari seluruh aset perbankan AS. The “too big to fail” bank hanya terus
mendapatkan lebih banyak dan lebih kuat. Misalnya, “enam besar” bank-bank AS
(Goldman Sachs, Morgan Stanley, JPMorgan Chase, Citigroup, Bank of America, dan
Wells Fargo) kini memiliki aset setara dengan sekitar 60 persen dari produk
nasional bruto Amerika.
7. Big Corporations sepenuhnya juga mendominasi
sistem politik Amerika. Karena mereka memiliki begitu banyak kekayaan dan
kekuasaan, perusahaan dapat mengerahkan jumlah yang banyak pengaruh atas pemilu
Amerika. Penelitian telah menunjukkan bahwa dalam pemilihan calon untuk negara federal
yang menang adalah yang paling banyak uang yaitu sekitar dari 90 persen dari
padanya. Politik di Amerika bukan tentang menang atas hati dan pikiran.Ini
adalah tentang siapa yang dapat menyumbang uang. Kadang-kadang berita ini bocor
ke media. Sebagai contoh, dalam acara
baru pada MSNBC, Dylan Ratigan membuat pernyataan berikut .
“Penyumbang terbesar kampanye presiden Barack Obama adalah Goldman Sachs. Kegiatan utama presiden ini relatif terhadap perbankan telah melindungi aspek yang paling menguntungkan dari bisnis, yang merupakan pasar gelap untuk credit default swaps dan sejenisnya. Itu telah menjadi agenda eksplisit Menteri Keuangannya. Presiden ini menganjurkan perjanjian perdagangan yang memungkinkan kerahasiaan bank ditingkatkan di Panama, ditingkatkan anggota serikat di Kolombia, dan pendanaan Korea Utara. “Kemudian, ditindaklanjuti oleh Ratigan dengan menuduh kedua partai politik bekerja untuk orang-orang jahat….
Menurut
salah satu survei terbaru, hanya 23 persen dari semua orang Amerika sekarang
percaya sistem keuangan, dan 60 persen dari semua orang Amerika yang baik ”
atau “sangat marah” tentang ekonomi. Sayangnya, banyak dari mereka yang
bergabung dengan gerakan protes seperti Occupy
Wall Street yang menyerukan satu bentuk kolektivisme untuk menggantikan
yang lain.
Menurut Snyder, orang Amerika sedang diberi pilihan
yang salah. Kami tidak harus memilih antara korporatisme dan sosialisme. Kami
tidak harus memilih antara perusahaan besar dan pemerintah besar. Pendiri kami
benar-benar bemaksud agar korporasi dibatasi. Pengangguran merajalela, namun
keuntungan perusahaan yang melonjak. Jumlah orang Amerika yang membutuhkan kupon
makanan telah meningkat lebih dari 70 persen sejak 2007, namun pendapatan
mereka di puncak rantai makanan terus meningkat. Kita perlu suatu sistem yang
memungkinkan semua orang Amerika untuk memulai usaha kecil, bersaing secara
adil dan memiliki kesempatan untuk sukses. Sebaliknya, apa yang kita miliki
adalah sistem korporatis di mana perusahaan-perusahaan besar memiliki sebagian
besar kekayaan, sebagian besar kekuasaan dan sebagian besar keuntungan. Kita
harus mendapatkan orang Amerika (warga dunia) untuk memahami bahwa korporatisme
bukan kapitalisme.
Snyder menyimpulkan
bahwa korporatisme adalah sebuah sistem kolektivis yang memungkinkan elit untuk
mengakumulasi jumlah raksasa kekayaan dan kekuasaan. Namun dia menolak jika
harus pergi ke sistem kolektivis yang berbeda. Menurutnya yang dibutuhkan
adalah adanya kekuatan untuk membangun sebanyak mungkin untuk individu dan
usaha sebagaimana yang dicita-citakan pendiri Amerika semula.
Naskah
asli oleh Oleh Akmail, di editing lagi oleh penulis
Sumber:
Kompasiana
http://luar-negeri.kompasiana.com/2013/06/03/korporatisme-bukan-kapitalisme-565267.html
No comments:
Post a Comment