Oleh
Nasbahry Couto
Koentjaraningrat (2000) menyatakan bahwa dalam kehidupan manusia,
kebudayaan diwujudkan dalam tiga bentuk yaitu, ideas, activities, dan artifacts.
Pertama, wujud kebudayaan ideas merupakan suatu kompleksitas dari
ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan-peraturan dan
sebagainya. Wujud budaya ideal bersifat abstrak, tidak dapat diraba. Lokasinya
ada dalam pikiran, dan kadangkala diutarakan pula dalam tulisan sehingga kebudayaan abstrak itu berada dalam karangan atau buku-buku karya penulis
warga masyarakat bersangkutan. Umumnya kebudayaan ide-ide dan gagasan-gagasan manusia itu hidup
dalam suatu masyarakat serta berpengaruh kepada jalan pikiran masyarakatnya.
Kedua, wujud kebudayaan activities disebut juga dengan sistem sosial, yaitu mengenai tindakan berpola dari manusia. Sistem sosial merupakan suatu kompleksitas aktivitas kelakuan berpola dari manusia dalam masyarakat. Kelakuan berpola ini teraktualisasi dalam bentuk aktivitas dan interaksi manusia satu sama lain dari waktu ke waktu dalam bentuk konkret dan bisa diobservasi.Ketiga, wujud kebudayaan artifacts atau kebudayaan fisik sebagai benda-benda hasil karya manusia. Wujud ini berupa seluruh total dari hasil fisik dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat. Sifat kebudayaan ini paling konkret berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat dilihat, diraba, dan sebagainya.
Kedua, wujud kebudayaan activities disebut juga dengan sistem sosial, yaitu mengenai tindakan berpola dari manusia. Sistem sosial merupakan suatu kompleksitas aktivitas kelakuan berpola dari manusia dalam masyarakat. Kelakuan berpola ini teraktualisasi dalam bentuk aktivitas dan interaksi manusia satu sama lain dari waktu ke waktu dalam bentuk konkret dan bisa diobservasi.Ketiga, wujud kebudayaan artifacts atau kebudayaan fisik sebagai benda-benda hasil karya manusia. Wujud ini berupa seluruh total dari hasil fisik dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat. Sifat kebudayaan ini paling konkret berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat dilihat, diraba, dan sebagainya.
Budaya juga dapat dipandang sebagai rancangan-rancangan yang tercipta
secara historis untuk hidup yang rasional, irasional, dan nonrasional.
Perilaku yang rasional dalam suatu budaya didasarkan atas apa yang dianggap
kelompok masyarakat masuk akal untuk mencapai tujuan-tujuannya (Harris dan Moran,
2006).
Perilaku irasional menyimpang dari norma-norma yang diterima suatu
masyarakat dan mungkin bersumber dari sifat frustasi seseorang dalam
usaha memenuhi kebutuhannya yang cenderung emosional tanpa disertai logika.
Perilaku nonrasional tidak berdasarkan logika dan tidak juga bertentangan dengan ekspektasi-ekspektasi yang masuk akal dan dipengaruhi oleh budaya seseorang. Sebagai contoh berapa kali dan mengapa orang mandi dipengaruhi oleh budayanya. Perlu dicatat bahwa sesuatu yang rasional dalam satu budaya mungkin irasional dalam budaya lain.
Perilaku nonrasional tidak berdasarkan logika dan tidak juga bertentangan dengan ekspektasi-ekspektasi yang masuk akal dan dipengaruhi oleh budaya seseorang. Sebagai contoh berapa kali dan mengapa orang mandi dipengaruhi oleh budayanya. Perlu dicatat bahwa sesuatu yang rasional dalam satu budaya mungkin irasional dalam budaya lain.
Dari beberapa definisi kebudayaan yang telah diutarakan di atas dapat
dinyatakan bahwa kebudayaan atau budaya mencakup segala aspek kehidupan manusia
yang diperoleh dengan belajar yang diwariskan dari suatu generasi ke
generasi berikutnya.
Bukan itu saja, produk budaya itu dapat menyebar pada masyarakat (kelompok sosial) lainnya. Dua contoh di bawah ini memperlihatkan hal itu, misalnya bagaimana suatu dongeng itu menyebar dan mempengaruhi perilaku generasi berikutnya.
Yang pertama memperlihatkan bagaimana kebudayaan itu menyebar di antara budaya (minang - melayu dan melayu - minang), tetapi tidak dapat lagi dilacak mana sebagai pencetus/pencipta mana yang peniru. Tetapi hal ini tidak sampai menimbulkan polemik budaya seperti kasus hak paten "rendang" yang dianggap berasal dari minang, sedangkan malaysia mengganggap "rendang" itu asal tradisi malaysia. (catatan: rendang adalah masakan berkuah dari daging yang dimasak dengan rempah dan santan kelapa, yang dianggap makanan terenak di dunia).
Bukan itu saja, produk budaya itu dapat menyebar pada masyarakat (kelompok sosial) lainnya. Dua contoh di bawah ini memperlihatkan hal itu, misalnya bagaimana suatu dongeng itu menyebar dan mempengaruhi perilaku generasi berikutnya.
Yang pertama memperlihatkan bagaimana kebudayaan itu menyebar di antara budaya (minang - melayu dan melayu - minang), tetapi tidak dapat lagi dilacak mana sebagai pencetus/pencipta mana yang peniru. Tetapi hal ini tidak sampai menimbulkan polemik budaya seperti kasus hak paten "rendang" yang dianggap berasal dari minang, sedangkan malaysia mengganggap "rendang" itu asal tradisi malaysia. (catatan: rendang adalah masakan berkuah dari daging yang dimasak dengan rempah dan santan kelapa, yang dianggap makanan terenak di dunia).
Ada-ada saja (1)
Cerita rakyat itu bisa beredar dari satu bangsa ke bangsa lain yang serumpun, ini adalah contoh cerita rakyat Indonesia (yang diciptakan oleh orang minang?) yang dipakai oleh Malaysia sebagai gambar perangko. Bagaimana komentar anda? Sumber http:// toetoet.wordpress. com/tag/indonesia-malaysia/ dipublikasikan November 15, 2007.
Contoh yang kedua ini, sebenarnyanya "lebay" (berlebihan) menurut istilah anak muda kini, atau "hoak", apakah ini bukan sesuatu hal yang didorong oleh pikiran irasional? atau hanya karena perilaku sangat berlebihan (lebay).
Ada-ada saja (2)
Ilmuwan Ungkap Misteri Rahasia Batu Malin Kundang, Demikian judul artikel dari Sumber: http://ter-nyata.blogspot.com/2011/06/ilmuwan-ungkap-misteri-rahasia-batu.html.
Lihat Video ini: alangkah konyolnya.
Diberitakan bahwa para ilmuwan di Univeritas Oxford baru-baru ini telah memecahkan misteri batu Malinkundang di tanah Minang. Sekian lama batu yg menyerupai sosok tokoh Malin Kundang tersebut, dalam cerita rakyat Minang, diyakini hanya merupakan cerita legenda belaka. Namun para ahli sekarang telah mengetahui bahwa batu tsb diawetkan dengan formula canggih khas resep Indonesia yang kehebatannya melebihi ramuan para Mummi dari Mesir. Formula rahasia Malinkundang terkuak setelah ditemukan sisa-sia cairan yang terdapat pada botol, terkubur secara aman, tak jauh dari batu Malinkundang.
Komentar: ”legimitasi mitos yang bisa jatuh ke ”kebohongan
sejarah”: Tetapi tahukah anda
bahwa patung dan bekas kapal Malin Kundang di Pantai Air Manis Padang ini,
adalah buatan para dosen jurusan Seni Rupa FBSS dari bahan semen Padang sekitar tahun 80-90-an. Orang Minang,
atau Pemda Padang saat itu mungkin sukanya begitu.
Orang yang tidak tahu tentu menyangka patung ini asli patung malin kundang,
pada hal buatan tahun 80-an oleh seniman-guru. Kalau tidak percaya anda bisa
menghubungi Drs. Muzni Ramanto (sekarang sudah pensiun di Padang). Yang
”takicuah” (tertipu) juga termasuk Ilmuan dari Oxford, Amerika. Kasus yang sama
juga terjadi pada pembangunan Istana Pagaruyung, di Batusangkar, istana aslinya
tidak sebesar itu. Yang namanya legenda atau cerita rakyat memang bersifat
mitos, misalnya cerita bahwa keturunan raja Minang adalah keturunan
Alexander Agung dari Romawi. Atau cerita tentang ukiran minang berasal dari
Yunani.
Dalam perjalanan sejarah orang Minang memang ”lebih cerdik”, oleh karena
itu dia cocok untuk diplomat. Hal ini terbukti dari akal-akalan orang
Minang terhadap tentara Majapahit dalam peristiwa ”Menang- adu-Kerbau”,
dan juga peristiwa di lokasi yang sekarang disebut ”Padang
Sibusuak”(tempat mayat yang membusuk), dimana kabarnya tentara Singosari
mati di racun secara massal oleh orang Minang, sewaktu menyerbu
Minangkabau, cerita lain bahwa di
bawah pimpinan Gajah
Tongga Koto Piliang inilah pasukan hulubalang Minangkabau dapat
mengalahkan dan menghancurkan serangan dari pasukan Singosari yang dikenal
dengan ekspedisi Pamalayu I pada tahun 1276 Masehi.
Pertempuran besar-besaran ini terjadi di suatu lembah sempit yang pada
waktu itu dikenal dengan Lembah Kupitan dan Sungai Batang Kariang. Karena
banyaknya mayat-mayat bergelimpangan dan tidak sempat dikuburkan sehingga
menimbulkan bau yang sangat busuk sehingga tempat itu dan sekitarnya dikenal
kemudian dengan nama Padang Sibusuak. Bagaimana ini bisa terjadi. Orang Minang sebenarnya adalah pemikir yang
suka bicara dan suka damai, itulah sebabnya pandai berdagang tetapi jika dia
terdesak dia cari akal untuk mengalahkan orang lain secara halus. Bagaimana komentar anda ?
Makam
Bundo Kanduang, Puti Bungsu, Dang Tuanku dan Cindua Mato. Apakah ini juga
rekayasa mitos/sejarah ? Sumber: http://suprizal-tanjung.blogspot.com. Lihat juga Mande Rubiah dan Bundo
Kanduang.
No comments:
Post a Comment