(Analisis Isi Pemberitaan Reuters mengenai Indonesia dalam Situs Berita www.reuters.com selama Bulan Juni 2012)
A. PENDAHULUAN
Abstrak
Reuters News Agency as one that controls the flow of information in the world has an ability to choose the information that deserve public attention through its agenda setting and news construction. While producing the news, mass media including Reuters is influenced by the ideological and cultural background they embraced. Therefore, Reuters news construction regarding Indonesia as one of its object is also influenced by ideology, culture, and interests of Reuters itself. This study uses quantitative content analysis on news regarding Indonesia in www.reuters.com news site. The results of this study indicate that as one of the Western media, Reuters news is heavily influenced by the interests of the Western. Issues raised in its news is written in Western perspective. Sources selected to appear in the Reuters news are also more likely ones who support the idea or ideology of the Western.
Keyword: Content Analysis, News Construction,
Reuters
A. PENDAHULUAN
Industri media massa saat ini berkembang sangat
cepat. Salah satu faktor pendukung perkembangan tersebut adalah
penggunaan teknologi informasi. Online website merupakan bentuk
nyata penggunaan teknologi informasi dalam industri media massa. Pertumbuhan
website sebagai media online semakin meningkat. Menurut Carveth (dalam
Alexander, Owers, Carveth, Hollifield & Greco, 2004: 270) setidaknya
terdapat dua faktor yang menjadikan web melonjak tinggi. Pertama, karena
teknologi dan infrastruktur sudah menyebar dalam jumlah besar di masyarakat
khususnya telepon dan komputer. Kedua, website juga multifungsi dan internet
juga mempunyai fungsi yang meluas. Internet bisa digunakan sebagai
media komunikasi, sumber
informasi, dan juga
pertukaran data.
Reuters
sebagai salah satu
media yang menguasai
arus informasi dunia dengan produksi berita lebih dari tiga
juta per harinya, telah mengintegrasikan pemberitaannya secara
online. Reuters mengembangkan
sebuah portal berita online yang dapat diakses secara bebas
melalui alamat http://www.reuters.com.
Melalui portal berita tersebut, Reuters membangun
reputasi sebagai salah satu media massa penyedia informasi terbesar di dunia
(Straubhaar & LaRose, 2008: 501). Meskipun Reuters adalah kantor berita
Inggris, konsumen pemberitaannya
tidak terbatas pada
lingkup masyarakat Inggris,
melainkan seluruh dunia. Selain itu, reputasi besar Reuters
menjadikannya sebagai rujukan media massa di seluruh dunia untuk memperoleh
informasi. Heryanto [1] (2011) mengatakan sebanyak 60–70% berita
media di antero dunia bersumber salah satunya dari Reuters. Situs berita
Reuters sendiri, berdasarkan data dari Alexa[2]
menempati peringkat ke-301. Peringkat tersebut jauh mengungguli kantor berita
internasional lain yang menyediakan online news service.
Gramsci (dalam Sobur, 2006: 30) mengatakan bahwa
media adalah ruang di mana berbagai ideologi
direpresentasikan. Media massa
bukan sesuatu yang bebas,
independen, tetapi memiliki
keterkaitan dengan realitas
sosial. Ada berbagai kepentingan
yang bermain dalam media massa. Di samping kepentingan ideologi antara
masyarakat dan negara, dalam diri media massa juga terselubung kepentingan yang
lain, misalnya kepentingan kapitalisme pemilik modal, kepentingan
keberlangsungan lapangan kerja bagi karyawan, dan sebagainya.
Dalam menjalankan usahanya di industri media massa,
Reuters berangkat dari ideologinya yang tercermin dalam "The Trust
Principles"[3] .
Prinsip-prinsip tersebut menjadi acuan Reuters dalam menjalankan core
bussiness-nya, yaitu pemberitaan. Independensi, integritas, dan kebebasan
Reuters harus selalu dijaga. Untuk itu, pemegang saham yang sekaligus menjadi
direktur berkewajiban untuk menjamin berjalannya
ketiga prinsip tersebut.
Reuters tidak diperbolehkan berpihak pada seseorang,
kelompok atau partai (Thomson Reuters, 2012)[4]
McQuail
(2000: 66) menyatakan
bahwa salah satu
peran media massa adalah sebagai filter, atau gatekeeper
yang menyeleksi berbagai hal untuk diberi perhatian atau tidak. Media
senantiasa memilih isu, informasi atau bentuk konten yang lain berdasar standar
para pengelolanya. Di sini khalayak akan “dipilihkan” oleh media tentang
apa-apa yang perlu diketahui dan mendapat perhatian. Dari situlah akan
terbentuk sebuah agenda setting media.
Indonesia
menjadi salah satu
objek pemberitaan Reuters.
Konten pemberitaan Reuters mengenai Indonesia meliputi ekonomi, politik,
diplomasi, kriminalitas, dan bencana alam. Dilihat dari sisi intensitas
pemberitaannya pun, hampir setiap hari Reuters memuat berita mengenai Indonesia
pada portal beritanya. Berbagai alasan ekonomi politik menjadikan Indonesia
masih masuk dalam intaian media
dunia. Hal ini
ditunjukkan oleh kehadiran
kantor-kantor berita asing, termasuk Reuters. Selain Reuters, tercatat
media internasional seperti New York Times, The Washington Post, LA Times,
Boston Globes, TIMES dan News Week punya perwakilan di Jakarta, atau setidaknya
memiliki koresponden.
Sehubungan dengan masuknya Indonesia ke dalam
agenda setting Reuters, Departemen Perdagangan dan Investasi Inggris (dalam
Kawilarang, 2009)[5]
melakukan penelitian yang mengungkap bahwa Indonesia merupakan pasar potensial
bagi para investor luar negeri. Di tengah resesi ekonomi yang melanda dunia,
Indonesia justru diidentifikasi sebagai salah satu pasar kunci bagi investor
global. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia menduduki peranan tertentu bagi
kepentingan media Barat, termasuk Reuters.
Media bukanlah seperti yang digambarkan,
memberitakan apa adanya layaknya cermin
dari realitas. Media justru mengkontruksi realitas sedemikian rupa, begitu juga
Reuters yang mengkonstruksi pemberitaannya mengenai Indonesia. Tidak
mengherankan jika kita menyaksikan
bagaimana peristiwa yang sama bisa diperlakukan secara
berbeda oleh media.
Ada peristiwa yang diberitakan, ada yang tidak
diberitakan, ada yang menganggap penting, ada yang tidak menganggap sebagai
berita, ada peristiwa yang dimaknai secara berbeda, dengan cara wawancara dan
orang yang berbeda, dengan titik perhatian yang berbeda. Hal itu terjadi karena
dalam teori komunikasi kontemporer dan ilmu sosial kritis, media (pers) dan
teks komunikasi (wacana) menurut teori Van Dijk tidak bebas nilai dan
kepentingan (Sobur, 2006 : 2-3).
Penulis melihat bahwa agenda media dari Reuters
memiliki peranan yang penting dalam menentukan apa yang akan diketahui dan
tidak diketahui oleh publik. Terlebih Reuters juga digunakan sebagai sumber
informasi media lain di seluruh dunia. Untuk itulah penulis tertarik untuk
mengetahui bagaimana Reuters mengkonstruksi pemberitaannya mengenai Indonesia. Penulis memilih periode bulan
Juni 2012 dengan pertimbangan keaktualitasan berita ketika penelitian ini
dilakukan.
B. RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah dari penelitian ini adalah:
“Bagaimana Reuters mengkonstruksi berita mengenai Indonesia dalam situs berita
www.reuters.com selama bulan Juni 2012?”
Dari rumusan masalah tersebut, peneliti membuat
beberapa pertanyaan penelitian yang lebih
mendetail mengenai hal-hal
yang akan diteliti
sebagai berikut:
- 1. Berapa banyak berita mengenai Indonesia yang muncul setiap harinya di situs berita www.reuters.com selama bulan Juni 2012?
- 2. Kategori tema apa sajakah yang muncul pada pemberitaan mengenai Indonesia di situs berita www.reuters.com selama bulan Juni 2012?
- 3. Berapa rata-rata kata yang digunakan dalam pemberitaan mengenai Indonesia di situs berita www.reuters.com selama bulan Juni 2012?
- 4. Berapa banyak berita yang menunjukkan makna positif, negatif, atau netral terhadap Indonesia di situs berita www.reuters.com selama bulan Juni 2012?
C. METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian
ini adalah analisis isi kuantitatif. Kerlinger (dalam Wimmer dan Dominick,
2006: 156) menyatakan bahwa analisis isi merupakan suatu cara dalam mempelajari
dan menganalisis komunikasi secara sistematik, objektif dan kuantitatif yg
bertujuan untuk pengukuran variabel. Penggunaan analisis isi kuantitatif dalam
penelitian ini akan memberikan gambaran secara general dari sebuah teks media
terhadap isi pesan tersebut dengan menghitung kategori-kategori kunci dan
mengukur variabel lainnya (Neuendorf, 2002: 14).
Peneliti
menentukan tiga unit
analisis dalam penelitian
ini yakni unit tematik, unit fisik, dan unit referens
yang dijelaskan sebagai berikut:
- 1. Unit tematik berupa satuan berita, perhitungannya berdasarkan tema peristiwa yang diberitakan.
- 2. Unit fisik yang dihitung berdasarkan jumlah pemberitaan setiap harinya dan panjang suatu berita dengan satuan banyak kata yang digunakan dalam satu teks berita.
- 3. Unit referens yaitu rangkaian kata atau kalimat yang menunjukkan arti sesuai kategori. Kategori yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah rangkaian kata atau kalimat yang menunjukkan makna positif, negatif atau netral (Kriyantono, 2010: 237).
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh berita
teks mengenai Indonesia yang dirilis oleh Reuters dalam situs berita
www.reuters.com selama bulan Juni 2012. Periode bulan Juni dipilih dengan
pertimbangan keaktualitasan berita ketika penelitian dilakukan. Sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah keseluruhan data
yang ada di
dalam populasi. Selama
periode Juni 2012, diperoleh data sebanyak 221 berita
untuk dijadikan sampel.
Selanjutnya pada tahap kedua, dilakukan
pengkodingan yang melibatkan koder. Pengkodingan dilakukan untuk melihat
analisis intersubjektif sehingga diperoleh hasil yang objektif sesuai dengan
unit analisis yang telah ditentukan. Untuk mengukur intersubjektif antara
koder, peneliti melakukan uji reliabilitas. Uji reliabilitas dilakukan untuk
melihat reliabilitas inter-koder atau ukuran persetujuan dan kesepahaman antara
dua koder atau lebih. Kriyantono (2010: 238) mengatakan bahwa kategori harus
dijaga reliabilitasnya agar tetap objektif. Terutama untuk
kategori yang dibuat
sendiri oleh periset
sehingga belum memiliki standar
yang telah teruji, maka sebaiknya dilakukan uji reliabilitas.
Disebutkan Kriyantono (2010: 238) bahwa salah satu
uji reliabilitas yang dapat digunakan adalah berdasarkan rumus Ole R. Holsty.
Di sini periset melakukan pre test dengan cara mengkoding sampel ke dalam
kategorisasi. Kemudian hasil pengkodingan dibandingkan dengan menggunakan rumus
Holsty,
yaitu:
Keterangan:
CR = Coeficient Reliability
M = Jumlah pernyataan
yang disetujui oleh koder
N1,N2 =Jumlah pernyataan yang
diberi kode oleh koder
Hasil yang diperoleh dari rumus Holsti disebut
Observed Agreement (persetujuan yang diperoleh dari penelitian). Selanjutnya
untuk memperkuat hasil uji reliabilitas di atas, digunakan rumus Scott sebagai
berikut:
Dimana
adalah nilai keterandalan.
Observed agreement adalah presentase persetujuan
yang dutemukan dari pernyataan yang disetujui antarpengkode (yaitu nilai C.R).
Expected agreement adalah persentase persetujuan yang diharapkan, yaitu
proporsi dari jumlah pesan yang dikuadratkan.
D.
PEMBAHASAN
Kantor
Berita Reuters merupakan
kantor berita independen
terbesar di dunia, dengan sekitar
3000 karyawan di 200 biro yang melayani 157 negara. Reuters memproduksi lebih
dari tiga juta kata berita setiap harinya. Saat ini usaha Reuters di bidang
media terbagi menjadi dua bidang usaha yakni penyedia informasi bagi perusahaan
media di dunia dan penyedia informasi secara langsung bagi publik melalui
portal berita www.reuters.com.
Sebagaimana
dijelaskan pada bab
pendahuluan, penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui konstruksi pemberitaan mengenai Indonesia
oleh Reuters dalam portal berita onlinenya www.reuters.com. Konstruksi
pemberitaan mengenai Indonesia tersebut akan dianalisis melalui beberapa unit
analisis yang digunakan dalam penelitian ini yakni unit fisik, unit tematik,
dan unit referens. Unit analisis tersebut dispesifikasi menjadi pertanyaan
penelitian yang akan dijawab dalam subbab-subbab dalam bab pembahasan ini.
1. Intensitas Pemberitaan Reuters mengenai
Indonesia
Grafik 1 Persebaran berita Reuters
mengenai Indonesia selama Bulan Juni 2012
Pada bulan Juni 2012 Reuters memuat 221 berita yang
terkait mengenai Indonesia. Dari grafik di atas, terlihat bahwa intensitas
pemberitaan mengenai Indonesia mengalami kenaikan dan penurunan setiap harinya.
Kenaikan jumlah pemberitaan salah satunya disebabkan oleh adanya topik yang
menarik perhatian Reuters. Misalnya pada tanggal 4 dan tanggal 9 Juni 2012,
melonjaknya jumlah berita karena ada topik yang terus menerus diberitakan oleh
Reuters, yakni topik mengenai Kebijakan Pembatasan dan Pemberlakuan Pajak bagi
Ekspor Tambang di Indonesia.
Intensitas berita dalam media massa akan
menunjukkan penting atau tidaknya suatu isu ataupun objek tertentu bagi media
massa tersebut. Dalam perspektif Severin dan Tankard Jr. (2005: 261) media
memiliki kemampuan melalui liputan yang diulang-ulang, mampu mengangkat
pentingnya sebuah isu di benak publik. Oleh karena itu, semakin sering
Indonesia muncul dalam pemberitaan Reuters maka Indonesia dianggap penting oleh
Reuters.
Apabila dilihat dari rata-rata pemberitaan yang hanya
tujuh berita per harinya, tentu tidak seberapa jika dibandingkan dengan jumlah
total berita Reuters setiap harinya yang mencapai ribuan berita. Oleh karena
itu, pemberitaan mengenai Indonesia dapat dikatakan rendah jika dibandingkan
dengan total berita keseluruhan Reuters. Hal ini senada dengan yang dikemukakan
Van Dijk (1988:
59) bahwa sebagian besar Negara Dunia Ketiga hanya
muncul tidak sampai 1% dari total pemberitaan media Barat.
2. Tema dan
Makna Pemberitaan Reuters mengenai Indonesia
Sebelum membahas mengenai tema dan makna
pemberitaan Reuters mengenai Indonesia, peneliti akan menjabarkan uji
reliabilitas terlebih dahulu. Dalam penelitian ini unit analisis tematik dan
referens lah yang dihitung uji reliabilitasnya karena kedua uji tersebut membutuhkan
interkoder. Peneliti telah melakukan uji reliabilitas dengan rumus yang telah
ditentukan yaitu rumus Holsty yang hasilnya kemudian diuji kembali dengan rumus
Scott. Hasil dari uji reliabilitas Scott untuk tema berita ialah 0,765,
sedangkan untuk makna berita ialah 0,795.
Ada lima belas kategori tema yang menjadi dasar
pengkategorisasian berita yang
dikoding. Melalui proses
pengkodingan peneliti bersama
dua koder, diperoleh hasil
persebaran frekuensi
tema sebagaimana berikut:
Tabel 1 Persebaran Tema Berita Reuters mengenai
Indonesia selama Juni 2012
Tema
|
Frekuensi
|
Persentase
|
Perang, Pertahanan, dan Diplomasi
(1)
|
1
|
0,45%
|
Politik dan Pemerintahan (2)
|
7
|
3,17%
|
Kejahatan (3)
|
2
|
0,90%
|
Masalah-masalah Moral Masyarakat
(4)
|
0
|
0,00%
|
Kesehatan dan Kesejahteraan (5)
|
2
|
0,90%
|
Kecelakaan dan Bencana (6)
|
9
|
4,07%
|
Ekonomi
(7)
|
193
|
87,33%
|
Pendidikan dan Seni Klasik (8)
|
0
|
0,00%
|
Ilmu dan Penemuan (9)
|
2
|
0,90%
|
Hiburan Rakyat (10)
|
0
|
0,00%
|
Human Interest (11)
|
0
|
0,00%
|
Pengadilan (12)
|
3
|
1,36%
|
Agama (13)
|
0
|
0,00%
|
Olah Raga (14)
|
1
|
0,45%
|
Perubahan Iklim (15)
|
1
|
0,45%
|
Sebanyak 87,33 persen berita Reuters mengenai
Indonesia pada bulan Juni 2012 berkaitan dengan tema ekonomi. Terdapat 193 dari
total 221 berita dalam tema ini. Kategori
tema ekonomi ini
meliputi kegiatan perekonomian
secara umum, kegiatan bisnis, investasi, dan saham, masalah tenaga kerja
dan upah, kegiatan perbankan, kebijakan
perekonomian, serta permasalahan sarana ekonomi.
Berita Reuters, baik mengenai Indonesia maupun
secara keseluruhan memang lebih didominasi oleh kategori tema ekonomi dan
bisnis. Selain berita ekonomi yang memang mendapat porsi yang besar dalam
berita internasional di media, dari sejarahnya Kantor Berita Reuters memulai
usahanya di bidang penyedia informasi dan data ekonomi seperti pasar (Craig,
2001:5). Oleh karena itu, dalam pemberitaannya mengenai Indonesia Reuters juga
banyak membuat berita mengenai faktor pasar. Selama bulan Juni 2012, Reuters
membuat 17 berita mengenai faktor pasar di Indonesia. Berita mengenai faktor
pasar ini akan berguna bagi para profesional
untuk melihat kondisi
pasar di Indonesia
sebelum melakukan investasi maupun kegiatan ekonomi lainnya.
Berita ekonomi mengenai Indonesia dalam portal
berita Reuters dibingkai baik dalam berita positif, netral, dan negatif. Isi
dari berita positif mengenai Indonesia umumnya menunjukkan pertumbuhan ekonomi
yang cukup baik di Indonesia. Selain itu berita positif juga banyak
memperlihatkan bahwa investasi di Indonesia memiliki potensi yang baik dan
menguntungkan.
Berita dengan makna positif yang ditampilkan
Reuters mengenai Indonesia pun kebanyakan diberitakan Reuters apabila memiliki
keterkaitan dengan asing. Kebanyakan dari berita-berita tersebut memberikan
perhatian pada besarnya kesempatan bagi investor asing untuk berinvestasi di
Indonesia seperti dalam cuplikan berita berikut.
While India’s credit rating is under pressure for a downgrade, fast-rising emerging market Indonesia is on the up and has just joined the ranks of investment-grade nations. Many see it as the new “I” in the BRIC acronym.
(Diambil dari berita dengan judul “India
Could Be 1st BRIC
to Lose Investment Grade – S&P)
INDONESIA ATTRACTION
Easy foreign ownership rules are also creating greater interest for foreign insurers, analysts said. Malaysia allows foreign insurers to take as much as 70 percent stake in domestic insurers, while foreign insurers can buy up to 80% of an Indonesian insurer.
Indonesia, which has a life insurance penetrantion of only 1.3 percent, is attracting interest from foreign players including Swiss, Japanese and Korean insurers.
( Diambil dari berita dengan judul
“Insurance Giants
Jostle for Slice of Southeast Asia
Market”)
Dari
contoh pemberitaan tersebut
terlihat bahwa Indonesia
memiliki ekonomi yang stabil justru ketika ekonomi negara-negara lainnya
goyang. Di samping ekonomi Indonesia yang stabil, Indonesia merupakan negara
yang saat ini dilirik banyak
investor. Berita tersebut
memberikan pandangan bagi perusahaan asing bahwa Indonesia mampu
menjadi masa depan pasar yang dinamis. Pemberitaan Reuters disini mengisyaratkan
bahwa ada kepentingan tertentu, yaitu pihak asing untuk menggiring lebih banyak
investor asing untuk mulai melakukan investasi di Indonesia. Vivanews (2012)
pernah menyebutkan dalam salah satu artikelnya bahwa investasi di Indonesia
sangat diminati oleh investor asing karena investasi di Indonesia dianggap
menawarkan tingkat keuntungan yang tinggi bagi para investor asing.
Banyaknya investor asing yang berinvestasi di
Indonesia memang memiliki dampak yang positif bagi pembangunan dan perekonomian
Indonesia. Beberapa dampak positif tersebut adalah adanya pertambahan output
produk atau PDB, meningkatnya
ekspor, dan terbukanya
lapangan pekerjaan (Ananta[6]
, 2010). Namun, tidak
hanya dampak positif
yang didapat Indonesia
dari kehadiran investor asing.
Ada beberapa dampak negatif yang juga mengikutinya. Sumber daya alam menjadi
obyek yang terkena dampak negatif dari banyaknya investor asing di Indonesia.
Sumber daya alam merupakan lahan keuntungan bagi investor asing. Kekayaan
sumber daya alam Indonesia terus dikeruk dan hanya sedikit dari hasilnya
dinikmati oleh Indonesia. Oleh karena itu pemerintah Indonesia beberapa waktu
yang lalu menetapkan sebuah kebijakan pembatasan kepemilikan asing terhadap
perusahaan pertambangan di Indonesia yang menarik perhatian Reuters untuk
diangkat dalam pemberitaannya.
Dari keseluruhan berita ekonomi di bulan Juni topik
mengenai kebijakan pembatasan dan pemberlakuan pajak bagi ekspor tambang cukup
banyak peneliti temui dalam pemberitaan Reuters. Terdapat 16 berita yang
terkait dengan topik tersebut.
Tabel 2
Pemberitaan mengenai Kebijakan Pembatasan dan Pemberlakuan Pajak bagi Ekspor Tambang di Indonesia oleh Reuters
selama bulan Juni 2012
No
|
Judul Berita
|
Tanggal
|
1
|
Indonesia eyes coal export curbs, tax
|
04/06/2012
|
2
|
Indonesia considering export tax for coal -mining official
|
04/06/2012
|
3
|
Indonesia says to control coal exports
|
04/06/2012
|
4
|
Indonesia eyes coal output quota, higher royalties –official
|
04/06/2012
|
5
|
Indonesia eyes coal export curbs, tax
|
05/06/2012
|
6
|
Banpu off after Indonesia's coal plan
|
05/06/2012
|
7
|
Indonesia coal group warns govt over hasty policy moves
|
05/06/2012
|
8
|
Indonesia says no plan to tax coal exports
|
07/06/2012
|
9
|
Indonesia has no plan to tax coal exports-energy minister
|
07/06/2012
|
10
|
Freeport Indonesia gets green light for ore exports
|
11/06/2012
|
11
|
CANADA STOCKS-TSX to open higher on Spain bank aid
|
11/06/2012
|
12
|
U.S. stock futures point to higher open
|
11/06/2012
|
13
|
US STOCKS-Futures up on Spain, but concerns remain
|
11/06/2012
|
14
|
Indonesia mining rules hitting ore exports -industry group
|
15/06/2012
|
15
|
Newmont Indonesia gets all-clear for copper concentrate
export -govt
|
15/06/2012
|
16
|
Indonesia issues more mineral export licenses, progress slow
|
22/06/2012
|
Kebijakan pembatasan ekspor dan pemberlakuan pajak
bagi ekspor tambang di Indonesia berhasil menarik perhatian Reuters. Kebijakan
pemerintah yang bertujuan untuk menata kembali sektor pertambangan dalam negeri
itu banyak mendapatkan kritik tajam. Kritik-kritik tersebut banyak muncul dalam
pemberitaan Reuters. Protes keras muncul tak hanya dari dalam negeri, tapi juga
dari luar negeri.
Tidak mengherankan karena
ada banyak perusahaan pertambangan di Indonesia yang
dimiliki pihak asing. Mereka akan terbebani dengan bea yang diterapkan.
Permintaan akan menurun sedangkan supply akan terus menumpuk (Dewi[7]
, 2012).
Kebijakan pembatasan ekspor dan pengenaan bea untuk
ekspor tambang di Indonesia diikuti juga dengan kebijakan pembatasan
kepemilikan asing di perusahaan pertambangan di Indonesia. Seluruh perusahaan
tambang di Indonesia wajib lapor pada Kementrian ESDM. Dengan penerapan
kebijakan itu akan dapat diketahui apabila ada saham asing di perusahaan
tambang yang ada di Indonesia yang
besarnya melebihi aturan
yang telah ditetapkan.
Vivanews
(2013) mengatakan bahwa kebijakan
tersebut mengancam dan
mengguncang kepercayaan investor asing di perusahaan tambang di
Indonesia. Tidak mengherankan ketika muncul isu kebijakan pengenaan pajak
sebesar 20% dan kebijakan pembatasan kepemilikan asing dalam perusahaan
pertambangan di Indonesia, Reuters memberikan perhatian yang lebih terhadap isu
tersebut. Reuters memberitakan secara terus menerus mengenai perkembangan
kebijakan tersebut. Pemberitaan yang pada awalnya memaparkan informasi
mengenai kebijakan tersebut
dalam bingkai yang
netral kemudian berubah menjadi pemberitaan yang negatif.
Berikut adalah beberapa kalimat dalam berita yang bermakna negatif mengenai isu
tersebut.Indonesia should avoid hasty policy announcements on coal that are
hurting miners and fuelling perceptions of investment risk in the world’s top
thermal coal exporter, an industry group said on Tuesday.
Di
akhir berita ini
pun Reuters menekankan
makna negatif dalam pemberitaanya dalam kalimat-kalimat
berikut.
Financial advisor Hadyn Palliser, an associate at Corality Financial Group (Australia), also warned that the government must be clearer in making regulatory announcments. “A lot of our clients are private equity firms and they are particularly concerned about coming in without knowing what they are going to get hold of, what ownership they will have in a company, what are the ways they can structure a transaction,” Palliser said.
Some cautioned investors against over-reacting.“Everyone’s got their hands thrown up ... (saying) this is the death of the mining industry,” said Edward Gustely, managing director of Penida capital advisors and a senior advisor to the Finance Ministry. “It’s just the beginning of a dialouge that’s taking shape in a very large democracy.”
(Diambil dari berita berjudul “Indonesia
Coal Group Warns
Govt Over Hasty Policy Moves”)
Kebijakan pengenaan pajak dan pembatasan
kepemilikan asing yang diterapkan oleh pemerintah Indonesia tentunya membuat
pihak investor asing cemas. Kebijakan tersebut merupakan kebijakan yang tidak
menguntungkan bagi mereka. Berbeda dengan Indonesia yang menganggap kebijakan
itu sebagai aksi nasionalis.
Berbagai
macam kritik yang
dilontarkan berbagai pihak
dalam berita Reuters memperlihatkan bahwa
kebijakan yang dibuat
pemerintah Indonesia sangat tidak
terencana, terkesan dipaksakan dan terburu-buru. Hal tersebut mempertegas
pandangan asing yang selama ini menilai buruknya kebijakan pemerintah Indonesia
dalam bidang eksplorasi pertambangan (Seruu.com, 2012)[8]8
. Tentunya hal ini bisa memberikan kesan yang negatif pada pemerintah
Indonesia.
Tema lain yang muncul di pemberitaan Reuters
mengenai Indonesia adalah perang, pertahanan, dan diplomasi. Selama periode
Juni 2012, hanya ada 1 berita yang muncul dalam tema tersebut yaitu pada
tanggal 28 Juni 2012. Berita yang muncul adalah berita mengenai hubungan antara
Indonesia dan Malaysia yang kembali memanas yang diringkas dalam sebuah berita
yang berjudul "Malaysia steps on Indonesia's Toes in Dance Dispute"
tanggal 28 Juni 2012.
Selain menyoroti protes masyarakat Indonesia
terhadap usaha dari Malaysia untuk mempromosikan Tari Tor-tor dan pertunjukan Gordang
Sambilan, berita itu juga menyoroti isu-isu
lain yang selama
ini juga menjadi
permasalahan bagi kedua negara.
Isu-isu lain tersebut di antaranya klaim Malaysia atas lagu daerah, batik, dan
makanan khas Indonesia yang merupakan permasalahan yang telah lama terjadi. Tak
hanya itu perseteruan dalam hal perbatasan wilayah dan perlakuan yang buruk
terhadap Tenaga Kerja Indonesia oleh warga Malaysia juga kembali dimunculkan
dalam berita ini.
Walaupun berita ini ditulis di Jakarta oleh
koresponden Reuters untuk Indonesia, data untuk pelaporan tambahan di ambil
dari laporan reporter di Kuala Lumpur. Selain itu salah satu editor dalam
berita ini juga merupakan koresponden Reuters untuk Malaysia. Tidak
mengherankan jika dilihat dari keseluruhan berita, terlihat bahwa dalam berita
ini Reuters lebih banyak menampilkan permasalahan tersebut dari sisi Malaysia.
Dari sisi Malaysia, permasalahan ini dianggap
hanyalah sebuah kesalahpahaman saja. Indonesia dianggap sudah salah mengartikan
tindakan pemerintah Malaysia. Pemerintah Malaysia bukan ingin mengklaim
kebudayaan tersebut sebagai kebudayaan mereka, pemerintah Malaysia hanya ingin
melestarikan kebudayaan tersebut agar kebudayaan tersebut tidak punah.
Narasumber yang dimunculkan dalam pemberitaan
tersebut pun tidak ada yang berasal dari Indonesia. Konfirmasi hanya dilakukan
kepada ketua Asosiasi Mandailing di Malaysia, Ramli Abdul Karim Hasibuan dan narasumber
lain yang merupakan Kepala Bidang Resiko Politik perusahaan Concord Consulting, Keith Loveard.
Pernyataan Keith Loveard dalam berita tersebut tertulis sebagai berikut.
"Indonesians are jealous that Malaysians have a better standard of living and it does seem that Malaysians - and especially the Malay ethnic group - tend to look down their noses at their Indonesian brethren," said Keith Loveard, who heads political risk analysis at Concord Consulting in Jakarta.
Pernyataan Keith Loveard tersebut memberikan kesan
yang negatif kepada Indonesia tanpa diimbangi argumen lain dari sudut pandang
yang berlawanan sehingga berita tersebut terlihat tidak berimbang dan lebih
memihak Malaysia.
Menurut Budyatna (dalam Kusumaningrat, 2006: 47)
keberimbangan merupakan salah satu unsur agar sebuah berita disebut berita yang
layak. Dalam setiap penulisan berita di media massa, isi berita tidak
diperbolehkan untuk memihak pada satu
sisi. Pers harus
berimbang dalam memberitakan
suatu peristiwa atau dalam istilah jurnalistik disebut dengan cover both
sides. Apalagi jika meliput dua perselisihan yang berbeda, prinsip cover both
sides (meliput dua sisi yang berbeda secara seimbang) harus dilakukan. Cover
both sides ini bisa dilihat dari berita yang disampaikan oleh wartawan, apakah
beritanya berasal dari kubu yang sedang
berseteru atau hanya
dari satu sumber
pihak saja. Kedua gagasan atau tokoh atau pihak-pihak
yang berlawanan harus ditampilkan secara bersamaan dan proporsional.
Secara
keseluruhan hasil pengkodingan
data peneliti dan
kedua koder
Tabel 3 Persebaran Makna Berita Reuters mengenai
Indonesia selama Juni 2012
Makna Berita
|
Jumlah Berita (f)
|
Persentase %
|
Positif
|
17
|
7,69%
|
Netral
|
178
|
80,54%
|
Negatif
|
26
|
11,76%
|
Berita dengan makna
netral menempati posisi
paling tinggi dalam
total berita Reuters mengenai Indonesia. Sebanyak 178 peristiwa
diberitakan Reuters dalam rangkaian kata-kata yang netral atau dalam arti tidak
mendukung ataupun menentang suatu permasalahan atau isu yang muncul. Umumnya
berita netral merupakan berita dalam kategori berita pendek dan sangat pendek
yang hanya memberitakan berita secara
sekilas. Berita positif hanya
muncul sebanyak 17 berita, sedangkan berita negatif muncul
sebanyak 26 kali .
Berita Reuters mengenai Indonesia yang kebanyakan
merupakan berita yang sangat pendek membuat makna yang muncul adalah makna
netral. Berita yang memiliki materi yang pendek dan ringkas ini terlihat hanya
sebatas penyampaian informasi
kepada publik. Berita
paling pendek yang
muncul di pemberitaan Reuters mengenai Indonesia adalah
berita dengan judul “Moody’s on Adaro Indonesia” yang hanya terdiri dari satu
kalimat:
Moody's says Adaro Indonesia's rating able
to accommodate parent's acquisition.
Dari contoh berita tersebut, masyarakat memang akan
mengetahui bahwa sebuah peristiwa telah terjadi, namun mereka tidak bisa
memahami apa yang sebenarnya tengah terjadi.
Eriyanto (2001: 24) mengatakan bahwa media akan
menentukan apakah peristiwa ditempatkan sebagai hal yang penting ataukah tidak
melalui panjang pendek beritanya. Dengan jenis berita netral yang pendek-pendek
terlihat bahwa berita-berita
tersebut tidak memiliki
arti yang penting
bagi Reuters. Berita tersebut hanya sekadar untuk menampilkan
update terbaru dari sebuah peristiwa atau isu. Unsur kecepatan menjadi poin
yang diunggulkan Reuters dalam hal ini. Namun dari kebanyakan berita
tersebut Reuters tidak memberikan
pemberitaan lanjutan yang menjelaskan peristiwa atau isu tersebut secara lebih
detail.
3. Panjang
Berita Reuters mengenai Indonesia
Panjang
berita adalah salah
satu unit yang
termasuk dalam unit
fisik. Panjang berita dalam penelitian ini dihitung berdasarkan satuan
banyak kata yang digunakan dalam berita. Dalam perhitungan unit fisik ini judul
berita tidak dimasukkan dalam perhitungan. Dengan perhitungan panjang berita
ini dapat diketahui seberapa besar ruang yang diberikan Reuters untuk
memberitakan Indonesia.
Dalam penelitian panjang berita ini, peneliti membuat
penggolongan data berdasarkan jumlah kata. Kategorisasi ini dibuat dari hasil
perhitungan jumlah kata tertinggi yang
ditemukan dalam penelitian
yang dibagi dengan
jumlah kategori yang tersedia. Kategori tersebut dapat dilihat dalam
tabel di bawah ini:
Tabel 13 Penggolongan Jenis Berita berdasarkan
Jumlah Kata yang Digunakan
Jumlah Kata
|
Kategori Berita
|
<201
|
Berita sangat pendek
|
201-400
|
Berita pendek
|
401-600
|
Berita sedang
|
601-800
|
Berita panjang
|
>800
|
Berita sangat panjang
|
Setelah
dihitung, jumlah kata
dalam setiap berita
akan dikelompokkan dalam
pengkategorian berita tersebut dan menghasilkan hasil penelitian yang tertera
dalam tabel berikut:
Tabel 4 Persebaran Kategori Berita Reuters mengenai
Indonesia berdasarkan Panjangnya
selama Bulan Juni 2012
Jenis Berita
|
Jumlah Berita (f)
|
Persentase (%)
|
Berita sangat pendek
|
161
|
72,85%
|
Berita pendek
|
38
|
17,19%
|
Berita sedang
|
12
|
5,43%
|
Berita Panjang
|
5
|
2,26%
|
Berita sangat panjang
|
5
|
2,26%
|
Sebanyak 72,85 persen berita termasuk dalam jenis
berita sangat pendek dengan jumlah kata yang digunakan dalam satu berita tidak
mencapai 201 kata. Umumnya berita dengan jenis ini hanya memaparkan fakta-fakta
dengan gaya yang sangat singkat dan lugas. Untuk berita ekonomi berita dengan
jenis ini biasanya digunakan untuk
memberitakan perkembangan menguat
atau melemahnya saham sebuah perusahaan.
Berita
pendek dengan jumlah
kata yang berkisar
antara 201-400 kata muncul sebanyak 38 kali atau 17,19
persen dari total keseluruhan berita Reuters mengenai Indonesia. Kategori
berita pendek ini didominasi oleh berita “Indonesia– Market Factors to Watch”
yang menampilkan update singkat berita mengenai kondisi perekonomian Indonesia
ataupun update dari perusahaan-perusahaan di Indonesia. Selain itu berita pendek digunakan Reuters
untuk memberitakan suatu peristiwa yang
terjadi di Indonesia seperti gempa bumi dan kerusuhan.
Berita
sedang muncul sebanyak
12 kali dalam
pemberitaan Reuters mengenai
Indonesia selama bulan Juni 2012. Dari 12 berita tersebut, 42 persennya
merupakan berita mengenai penilaian yang dilakukan oleh lembaga Fitch Ratings
yang memberikan penilaian pada perusahaan-perusahaan di Indonesia. Perusahaan
yang termasuk dalam penilaian Fitch Ratings dalam jenis berita ini ialah PT
Adaro, PT Bank Pan Indonesia, PPT Aneka Gas Industri, PT Berlina, dan sisanya
adalah nilai tukar mata uang Indonesia oleh Bank Indonesia.
Kategori berita panjang dan berita sangat panjang
untuk Indonesia masing- masing muncul sebanyak 5 kali dalam pemberitaan Reuters
selama bulan 2012. Berita panjang yang memiliki jumlah kata antara 601-800 kata
ini digunakan Reuters untuk memberitakan peristiwa dengan cukup lengkap. Dalam
berita panjang, berita ditulis dari berbagai macam sisi mulai dari penyebab
peristiwa terjadi, pemaparan permasalahan secara menyeluruh, pro dan kontra
yang terjadi di masyarakat, dan pendapat dari para tokoh. Salah satu berita
yang termasuk dalam kategori berita panjang ini adalah berita menyangkut
kebijakan pemerintah dalam membatasi konsumsi beras.
Berita panjang mengenai Indonesia hanya muncul
sebanyak 2,26 persen dari total
keseluruhan berita mengenai
Indonesia di portal
berita Reuters. Berita panjang ini memiliki jumlah kata lebih
dari 800 kata. Dalam kategori berita panjang, suatu berita akan mempunyai
subjudul di dalam berita untuk lebih memperjelas permasalahan yang diangkat.
Dalam kategori berita ini fakta-fakta yang ada disusun secara menyeluruh
sehingga isi berita menjadi sangat lengkap.
Setelah dilakukan penghitungan rata-rata jumlah
kata dalam pemberitaan Reuters mengenai Indonesia diperoleh hasil sebesar 167
kata. Jumlah rata-rata kata tersebut termasuk dalam kategori berita sangat
pendek. Dari penghitungan rata-rata tersebut dapat disimpulkan bahwa berita
Reuters mengenai Indonesia sangat pendek dengan informasi yang tidak mendetail.
Berita-berita yang sekilas seperti itu jelas tidak cukup
untuk membuat masyarakat memahami persoalan-persoalan yang
ada. Ketidaklengkapan informasi
yang didapat masyarakat tentu akan mengakibatkan kurangnya data bagi
masyarakat, terutama masyarakat yang membutuhkan informasi untuk melakukan pengambilan
keputusan. Oleh sebab
itu pemberitaan yang komprehensif dan proporsional penting
sekali karena akan membantu mereka mengambil keputusan yang dibutuhkan.
4. Konstruksi Pemberitaan Reuters mengenai
Indonesia
Begitu banyaknya peristiwa dan isu dalam kehidupan
publik mengakibatkan media massa harus memilih, memilah, dan mengolah derasnya
isu yang muncul. Ketika hal tersebut terjadi media massa harus mampu untuk
merumuskan strategi pemberitaan diantara begitu
banyaknya obyek pemberitaan.
Pada saat itulah media
massa akan melakukan
agenda setting. Agenda setting yang dikatakan Dearing dan Rogers
(dalam Morissan, Wardhani & Hamid, 2010: 89) membuat media tidak hanya
sekedar memberitakan sebuah peristiwa namun lebih jauh lagi menggerakkan publik
untuk memikirkan suatu persoalan secara serius.
Reuters sebagai kantor berita internasional juga
tidak terlepas dari proses agenda media dalam pemberitaannya. Proses agenda
media Reuters dapat dilihat melalui
beberapa hal yang
menurut Shoemaker, Vos
& Reese (2009:
37) dilakukan media untuk membuat agenda medianya, diantaranya dengan
jumlah durasi atau space yang diberikan untuk sebuah peristiwa berita dan
jumlah kisah mengenai sebuah peristiwa dalam sehari atau berhari-hari. Maka
dari itu, dalam penelitian ini peneliti melakukan pengukuran terhadap agenda
media dari Reuters melalui intensitas dan panjang berita. Selain itu penelitian
ini juga meneliti mengenai tema dan makna berita Reuters mengenai Indonesia.
Reuters merupakan kantor berita yang memiliki
jaringan yang sangat luas. Menurut Paterson (2008: 3226) saat ini hampir tidak
mungkin membaca sebuah berita
nasional/internasional
secara online atau
dalam sebuah koran
tanpa membaca berita yang
bersumber dari AP,
Reuters, atau AFP.
Hal ini terjadi karena media massa nasional di setiap
negara belum memiliki kemampuan untuk meliput secara maksimal setiap
pemberitaan internasional yang terjadi di negara- negara lainnya. Akhirnya hal
ini menimbulkan ketergantungan yang tinggi terhadap media-media Barat, terutama
dalam hal ini Kantor Berita sebagai sumber informasi yang dianggap ‘akurat’.
Dengan demikian Reuters bisa menentukan arah pemberitaan media massa di dunia.
Reuters bisa menetapkan mana saja yang layak menjadi berita dan mana saja yang
tidak layak. Reuters dapat meng-create berita disaat surat kabar yang lain
sekedar hanya menyalin dan menyebarkannya ke seluruh dunia.
Ketika Reuters membuat sebuah berita Reuters tidak
akan terlepas dari agenda media yang berakar dari ideologinya. Seperti yang
dikatakan Sobur, 2001: 89) teks berita (news) menyajikan pesan (berita) yang
sudah terangkai pemaknaannya dan sesuai dengan muatan ideologi media tersebut.
Pemberitaan Reuters mengenai Indonesia akan dilatarbelakangi oleh ideologi
Reuters ataupun ideologi negara Barat dimana Reuters bernaung. Negara Barat
yang menganut ideologi liberalis kapitalis banyak mengecam kebijakan pemerintah
untuk membatasi kepemilikan saham asing di industri pertambangan. Hal ini
senada dengan ideologi liberalis
kapitalis itu sendiri
yang melepaskan kegiatan perekonomian dari campur tangan
pemerintah dan memberikan kebebasan pada pemilik modal untuk melakukan usahanya
(Purwanda, 2012)[9] .
Dilihat dari sisi tema berita, Reuters lebih banyak
memberitakan Indonesia dalam berita yang bertemakan ekonomi. Hal ini disebabkan
Reuters dalam perkembangan sejarahnya memang memilih untuk lebih banyak
memberitakan berita mengenai ekonomi dan finansial . Namun seperti yang dikemukakan
Van Dijk (1988: 45) bahwa kecenderungan media massa Barat dalam memberitakan
berita mengenai Negara Dunia Ketiga hanya jika peristiwa tersebut memiliki
keterkaitan dengan Barat, pemberitaan Reuters mengenai Indonesia pun sebagian
besar hanya berita yang berhubungan dengan negara Barat. Berita-berita ekonomi
yang muncul banyak diantaranya yang berkaitan dengan hubungan antara perusahaan
Indonesia dengan asing. Misalnya saja berita mengenai perusahaan- perusahaan
dimana pihak asing memiliki saham disana. Selain itu kebijakan- kebijakan ekonomi
yang akan berdampak
terhadap pihak asing
pun menjadi obyek pemberitaan
yang banyak muncul dalam tema ekonomi, misalnya rencana pemerintah untuk
mengizinkan pihak asing
memiliki saham mencapai
40% dengan pertukaran komoditas dari Indonesia.
Peristiwa atau isu yang terjadi di Indonesia yang
mendukung kepentingan Barat akan diberitakan dan ditanggapi secara positif atau paling tidak
netral oleh Reuters. Sebaliknya isu
yang mengancam kepentingan
Barat akan dibingkai secara negatif oleh Reuters.
Contohnya saja kebijakan pemerintah di bidang kepemilikan saham yang
bertentangan dengan kepentingan Barat ditulis secara negatif oleh
Reuters. Konstruksi pemberitaan
seperti yang dikatakan
Hamad (2004: 11) memang sangat dipegaruhi salah satunya oleh budaya dan
perspektif ideologi yang dianut.
Untuk tema-tema lain Reuters tidak terlalu tertarik
untuk membahasnya. Khususnya pada tema-tema seperti seni klasik, ilmu
pengetahuan, pendidikan, bahasa, human interest, masalah moral, dan agama.
Tidak ada berita Reuters yang membahas mengenai tema tersebut selama Juni 2012.
Tema ilmu dan penemuan yang muncul pun merupakan hasil penelitian yang
dilakukan negara Barat dimana Indonesia
menjadi salah satu
obyek penelitiannya. Media
Barat menganggap bahwa hal-hal tersebut
tidak mempunyai pengaruh yang besar terhadap negara Barat. Hal ini juga telah
dikemukakan Van Dijk (1988: 45) yang menyatakan bahwa tidak ada ketertarikan
dari media negara Barat untuk menampilkan fenomena budaya di negara Dunia
Ketiga, seperti seni, ilmu pengetahuan, pendidikan, dan bahasa.
Berita Reuters mengenai Indonesia sendiri lebih
banyak berupa berita yang sangat pendek dan dibahas dalam bentuk straight news.
Berita Reuters mengenai Indonesia yang kebanyakan merupakan berita yang sangat
pendek ini membuat makna yang muncul adalah makna netral. Hal ini dikarenakan
berita-berita sangat pendek tersebut hanya menyampaikan informasi secara
singkat kepada publik.
Berita-berita yang sangat pendek hanya memberikan
informasi-informasi yang utama dan penting saja. Latar belakang dan informasi
yang lebih detail tidak ditampilkan. Padahal dalam pandangan Foust (2005: 22)
salah satu keunggulan media online adalah space untuk sebuah berita menjadi
lebih besar daripada jenis media massa lainnya. Media online memungkinkan
jumlah berita yang disampaikan/ditayangkan kepada audience dapat jauh lebih
lengkap ketimbang media lainnya.
Aspek
kelengkapan informasi yang
sebenarnya bisa disuguhkan
media online dengan unlimited space-nya dikalahkan oleh aspek immediacy
yang merupakan keunggulan utama yang ditawarkan media online. Jurnalisme online
memungkinkan informasi dapat disampaikan secara cepat dan langsung kepada
audience. Reuters yang memiliki ribuan
koresponden di seluruh dunia, ditambah dengan kecanggihan teknologi saat ini
mampu menyediakan berita dengan sangat cepat sesaat setelah kejadian
berlangsung.
Kecepatan
merupakan kekuatan utama
dari media online.
Berita pendek lebih banyak
disajikan dalam media online karena berita pendek dapat disajikan dengan cepat.
Begitu juga dengan pemberitaan Reuters mengenai Indonesia yang banyak disajikan
dalam berita yang sangat pendek. Dengan munculnya berita yang sangat pendek
tersebut seolah-olah Reuters melempar sebuah bola panas dan meninggalkannya
begitu saja. Tak jarang dalam pemberitaan Reuters berita yang disampaikan
dengan sangat singkat tersebut disampaikan dalam short-time pula. Hal ini
mengakibatkan pemberitaan Reuters mengenai isu atau permasalahan di Indonesia
menjadi tidak mendalam terhadap suatu persoalan.
Ketika pembaca menginginkan berita yang lebih
mendalam, pembaca harus menunggu berita tersebut muncul dalam media cetak
karena seperti yang disampaikan oleh Dominick (2001: 66), keunggulan media cetak terletak dalam hal kedalaman dan
analisisnya yang lebih panjang dan tajam. Namun Reuters sebagai kantor berita
tidak memiliki media cetak sehingga pembaca yang ingin membaca berita dengan
lebih lengkap harus menunggu berita tersebut muncul di media lain yang
mengambil berita dari Reuters. Namun berita yang muncul di media lain pun
tentunya sudah akan melalui tahap seleksi sesuai dengan agenda setting media
yang bersangkutan.
Hal lain yang patut diperhatikan adalah makna
berita. Suatu berita akan dipahami dan dinilai bagaimana media melihat sebuah
peristiwa atau isu apakah media sepakat atau tidak sepakat dengan isu yang
diangkat (Eriyanto, 2001: 24). Makna dari sebuah berita lebih jauh lagi dapat
membangun opini publik secara kontinyu tentang persoalan tertentu.
Saat ini media massa memang dihadapkan pada masalah
kurang obyektifnya pemberitaan serta keterbatasan pengupasan data dan fakta
yang disajikan dalam suatu berita yang mengakibatkan terjadinya perbedaan
pandangan mengenai suatu permasalahan dengan realitas yang sebenarnya. Dalam
artian fakta yang ada telah terkontaminasi oleh opini dan subyektivitas
jurnalis atau bahkan fakta-fakta tersebut dimanipulasi oleh sebagian pihak demi
kepentingan tertentu.
Sebagai
organisasi pemberitaan yang
“stateless” memang seharusnya Reuters bisa menempatkan diri
secara imparsial dari semua sisi dalam pemberitaannya. Namun, kepemilikan
Reuters saat ini sangat berbeda dengan dahulu. Saat ini kepemilikan saham lebih
dari lima puluh persennya dapat dimiliki secara personal. Hal tersebut tentu
saja dapat mengganggu netralitas pelaporan berita Reuters,
termasuk dalam pemberitaannya mengenai
Indonesia. Reuters yang memiliki
kemampuan untuk menyeleksi realitas
yang ada akan mendefiniskan realitas
sesuai dengan kepentingannya. Sedangkan
masyarakat akan menerima realitas tersebut sebagai sebuah kebenaran. Hal
ini senada dengan pendapat Bennet (dalam
Eriyanto, 2001: 36)
yang menyatakan bahwa
media menyajikan realitas yang dianggap masyarakat sebagai kebenaran.
Ideologi yang dibangun Reuters dalam “The Trust
Principles” yang dianut sejak tahun 1941 mewajibkan Reuters dan pekerjanya
untuk selalu bertindak menjunjung intregitas, independensi dan netralitas
(Thomson Reuters, 2012). Dengan berbekal ideologi tersebut, Reuters mengklaim
dirinya independen. Walaupun begitu dalam kenyataannya Reuters sebagai media
massa mempunyai angle dan agenda pemberitaan sendiri.
Dalam melakukan peliputannya, media Barat pun
melakukan pendekatan peliputan dengan bias kultur yang hanya mencerminkan
nilai-nilai Barat. Media Barat juga sering dianggap menyerang sosok pemimpin
atau kebijakan tertentu yang tidak sesuai dengan ideologi Barat. Berita
mengenai peristiwa-peristiwa di Negara Dunia Ketiga pun seringkali dipaparkan
secara tidak lengkap, bias, stereotip, dan etnosentris (Van Dijk, 1988: 41).
Hal ini juga terjadi dalam pemberitaan Reuters mengenai Indonesia. Hal-hal yang
dapat mengancam kepentingan negara Barat di Indonesia akan diberitakan Reuters
secara kontinyu dengan menggunakan pendekatan yang lebih banyak dari pihak
negara Barat. Kebijakan-kebijakan
yang bertentangan dengan
ideologi Barat akan
diserang secara terus-menerus. Begitupun dengan narasumber yang
dimunculkan. Narasumber yang pro dengan ideologi Barat lebih banyak dimunculkan
daripada narasumber yang kontra terhadap kepentingan atau ideologi negara
Barat. Oleh karena itu, media Barat
sering dianggap tidak memenuhi standar ketepatan, keadilan dan
ketidakberpihakan dalam pemberitaan.
Dengan demikian, berita-berita Reuters mengenai
Indonesia akan dikonstruksi secara negatif
atau positif sesuai
dengan ideologi media
Barat maupun ideologi negara-negara Barat. Hal ini didukung dengan
pernyataan Fowler (1991: 10) yang mengatakan apapun yang dikatakan dan ditulis
media tentang dunia diartikulasikan dari posisi ideologis tertentu. Bahasa
bukanlah jendela yang bersih, tetapi merupakan medium yang terefraksi dan
terstruktur.
Hal ini kemudian
mengakibatkan gelombang opini
publik yang kuat terhadap suatu persoalan yang
diberitakan. Baik penilaian positif sebagai akibat dari citra positif yang
diberitakan oleh Reuters atau membentuk opini negatif publik akan suatu permasalahan yang terkait dengan
Indonesia. Citra positif yang tidak sesuai dengan realita menciptakan
kebohongan publik, sedangkan opini negatif yang terus menerus dilansir akan
menyebabkan tersugestinya rasa ketidaksenangan publik akan suatu persoalan yang
terjadi di Indonesia.
E. KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian dan analisis isi yang telah
dilakukan terhadap pemberitaan Reuters mengenai Indonesia selama bulan Juni
2012, peneliti mencapai beberapa kesimpulan bahwa:
- 1. Pemberitaan mengenai Indonesia dilihat dari intensitas pemberitaannya dapat dikatakan rendah jika dibandingkan dengan total berita keseluruhan Reuters yang mencapai ribuan berita setiap harinya.
- 2. Pemberitaan Reuters mengenai Indonesia muncul dalam tema-tema berikut: ekonomi, kecelakaan dan bencana, politik dan pemerintahan, pengadilan, kejahatan, kesehatan dan kesejahteraan, ilmu dan penemuan, perang, pertahanan, dan diplomasi, olahraga, dan isu perubahan iklim. Berita dengan tema ekonomi mendominasi pemberitaan Reuters mengenai Indonesia. Sedangkan berita dengan tema masalah moral, pendidikan dan seni klasik, hiburan rakyat, human interest, serta agama tidak muncul sama sekali dalam pemberitaan Reuters mengenai Indonesia.
- 3. Berita Reuters mengenai Indonesia didominasi oleh berita sangat pendek dengan informasi yang tidak mendetail. Ketidaklengkapan informasi yang didapat masyarakat tentu akan mengakibatkan kurangnya data bagi masyarakat, terutama masyarakat yang membutuhkan informasi untuk melakukan pengambilan keputusan.
- 4. Dari segi pemaknaan, berita Reuters mengenai Indonesia lebih banyak ditulis dengan makna netral. Berita Reuters mengenai Indonesia yang kebanyakan merupakan berita yang sangat pendek membuat makna yang muncul adalah makna netral. Berita yang memiliki materi yang pendek dan ringkas ini menampilkan berita hanya sebatas penyampaian informasi kepada publik. Sedangkan berita dengan makna positif yang ditampilkan Reuters mengenai Indonesia pun kebanyakan akan diberitakan Reuters apabila memiliki keterkaitan dengan kepentingan pihak asing. Ketika Indonesia membuat kebijakan-kebijakan yang merugikan pihak asing, Reuters memberitakannya secara negatif.
- 5. Berdasarkan keempat poin di atas, secara keseluruhan peneliti menyimpulkan bahwa pemberitaan Reuters mengenai Indonesia kurang berimbang. Hal ini dikarenakan sebagai salah satu media Barat, pemberitaan Reuters dipengaruhi oleh kepentingan negara Barat. Reuters dalam memberitakan mengenai Indonesia hanya memberitakan berita-berita yang memiliki keterkaitan dengan negara Barat. Isu-isu yang memiliki pengaruh besar terhadap negara Barat diberitakan secara terus-menerus dan diposisikan dari sudut pandang Barat. Narasumber yang dipilih untuk ditampilkan di pemberitaan lebih banyak narasumber yang mendukung gagasan atau ideologi Barat.
Catatan Kaki
[1] Gun gun
Heryanto dalam artikelnya yang berjudul “Zona Perang Informasi Global”. Gun gun
Heryanto adalah Direktur Eksekutif ThePolitical Literary Institute dan Dosen
Komunikasi Politik UIN Jakarta.
[2]Alexa
merupakan sebuah perusahaan yang menyediakan data mengenai situs, termasuk
statistik, visibilitas, link terkait, dan peringkat
web yang diurutkan berdasarkan Alexa Traffic Rank.
[3] Trust
Principles merupakan prinsip yang diterapkan agar pegawai Reuters bekerja
dengan integritas, independensi, kebebasan serta terbebas dari bias dan pantang
menyerah dalam menghadapi kesulitan yang dihadapi selama melaksanakan
pekerjaannya.
[4] 4
Dikutip dari website Thomsonreuters.com yang merupakan website resmi dari
Thomson Reuters Group.
[5] Renne
Kawilarang dalam artikelnya yang berjudul “Hasil Riset The Economist, RI
Termasuk Pasar Kunci Bagi Investor Global”. Renne Kawilarang merupakan jurnalis
yang saat ini menjabat sebagai Redaktur Vivanews.com. Sebelumnya Ia juga pernah
menjadi jurnalis Harian Sinar Harapan (2001‐2004).
[6] Aris
Ananta dalam artikelnya yang berjudul Investasi Asing, Ekspor, dan Pendapatan
Nasional tanggal 13 April 2010. Aris Ananta adalah seorang ekonom yang juga
merupakan dosen ekonomi di Universitas Indonesia.
[7] Hanum Kusuma Dewi dalam artikelnya yang
berjudul “Kinerja Emiten: Sektor Tambang Merosot karena Harga Anjlok”. Hanum
Kusuma Dewi adalah jurnalis media Bisnis Indonesia.
[8] 8
Seruu.com adalah situs interaktif yang menyajikan berita dan informasi dari
dalam dan luar negeri.
[9] Sunardi
Purwanda dalam artikelnya yang berjudul “Perbandingan Ideologi”. Sunardi
Purwanda adalah mahasiswa pascasarjana Ilmu Hukum Universitas Diponegoro.
DAFTAR PUSTAKA
- Alexander, A., Owers, J., Carveth, R., Hollifield, C. & Greco, A. (2004). Media Economics; Theory and Practice, London: Lawrence Erlbaum Associate Publisher.
- Ananta, A. (2010, 13 April). Investasi Asing, Ekspor, dan Pendapatan Nasional.
- Okezone. Diakses 2 Maret 2013 dari http://suar.okezone.com/read/2010/04/13/279/321984/279/investasi-asing- ekspor-pendapatan-nasional
- Craig, G. (2001). The Global Financial News, Information and Technology
- Corporations. Southern Review, vol. 34, no. 2, pp. 5-13.
- Dewi, H.K. (2012, 7 Agustus). Kinerja Emiten: Sektor Tambang Merosot karena Harga Anjlok. Bisnis Indonesia. Diakses 11 Maret 2013 dari http://archive.bisnis.com/articles/kinerja-emiten-sektor-tambang-merosot- karena-harga-anjlok
- Dominick, J.R. (2001). The Dynamic Mass Communication: Media In The Digital
- Age (7th ed.). New York : The Mc-Graw Hill Companies. Eriyanto. (2001). Analisis Wacana. Yogyakarta: LkiS.
- Foust, C.J. (2005). Online Journalism: Principles and Practices of News for the Web. Arizona: Holcomb Hathaway Publishers.
- Fowler, R. (1991). Language in the news: discourse and ideology in the press.London: Routledge.
- Hamad, I. (2004). Konstruksi Realitas Politik dalam Media Massa; Sebuah Studi Critical Discourse Analysis terhadap Berita-berita Politik, Jakarta: Granit.
- Heryanto, G. (2011, 8 April). Zona Perang Informasi Global. Seputar Indonesia.Diakses 10 April 2012 dari http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/391695/
- Isu Nasionalisasi di Bidang Pertambangan Bikin Gerah Investor Asing. (2012, 3November). Seeru.com. Diakses 20 Februari 2013 dari http://esdm.seruu.com/read/2012/11/03/127872/isu-nasionalisasi-di-bidang- pertambangan-bikin-gerah-investor-asing
- Kadin Inggris: Investasi Inggris Berisiko, Tapi... . (2012, 27 November).
- Vivanews.com. Diakses 20 Februari 2013 dari http://bisnis.news.viva.co.id/news/read/370474-kadin-inggris--investasi-ri- berisiko--tapi---
- Kawilarang, R. (2009, 17 September). RI Termasuk Pasar Kunci Bagi Investor Global. Vivanews. Diakses 15 April 2012 dari http://news.viva.co.id/news/read/91354- ri_termasuk_pasar_kunci_bagi_investor_global
- Kriyantono, R. (2010). Teknik Praktis Riset Komunikasi, Jakarta: Kencana.
- Kusumaningrat, H. & Kusumaningrat, P. (2006). Jurnalistik Teori dan Praktik, Bandung: Remaja Rosdakarya.
- Media Asing Soroti Defisit Neraca Perdagangan RI. (2013, 1 Maret).
- Vivanews.com. Diakses 17 April 2013 dari http://bisnis.news.viva.co.id/news/read/394363-media-asing-soroti-defisit- neraca-perdagangan-ri
- McQuail, D. (2000). Mass Communication Theories (4th ed.). London: Sage Publication.
- Morrisan, Wardhani, A.C. & Hamid, F. (2010). Teori Komunikasi Massa, Bogor: Ghalia Indonesia.
- Neuendorf, K.A. (2002). The Content Analysis Guidebook, California: Sage Publication.
- Paterson, C. (2008). ‘News Agencies’ dalam Wolfgang Donsbach (ed.), The International Encyclopedia of Communication, Malden: Blackwell Publishing.
- Purwanda, S. (2012, 11 Agustus). Perbandingan Ideologi. Kompasiana. Diakses 17 April 2013 dari http://politik.kompasiana.com/2012/08/11/perbandingan-ideologi-484335.html
- Severin, W.J. & Tankard, J.W. (2005). Teori Komunikasi. Jakarta: Kencana. Shoemaker, P.J., Vos, T.P. & Reese, S.D. (2009). ‘Journalists as Gatekeepers’dalam Karin Wahl-Jorgensen & Thomas Hanitzsch (ed.), The Handbook of Journalism Studies, London: Routledge.
- Sobur, A. (2006). Analisis Teks Media. Bandung: Remaja Rosdakarya.
- Straubhar, J. & LaRose, R. (2008). Media Now, Understanding Media, Culture, and Technology (7th ed.). California: Wadsworth.
- Thomson Reuters. (2012). Thomson Reuters Fact Book 2012, New York: Thomson Reuters.
- Van Dijk, T.A. (1988). News Analysis: Case Studies of International and National
- News in The Press. New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates Publishers.
- Wimmer, R. & Dominick, J. (2006). Mass Media Research: An Introduction (9th ed.). Boston: Wadsworth.
No comments:
Post a Comment